Showing posts with label feminin. Show all posts
Showing posts with label feminin. Show all posts

Dec 5, 2011

Tas Branded KW

Wanita mana sih yang nggak suka barang-barang bermerk? Dari mulai tas, sepatu, dompet, aksesoris dan masih banyak lagi. Dengan barang bermerk atau banyak yang memakai istilah "branded", wanita mungkin jadi lebih Pede. Kemana-mana menenteng tas Gucci atau Chanel atau Dior atau LV.

Setiap bulan, bahkan setiap minggu, model-model terbaru diluncurkan. Soal model, jangan khawatir. Ada banyak pilihan, dari yang simple, trendy sampai yang elegan. Soal harga? :D Ya pastilah mahal. Kan rata-rata tas bermerk itu buatan luar negeri alias import. Tas original itu biasanya sekitar 10 atau 15 atau 17 juta lebih. Bahkan ada yang sampai ratusan juta. Hua.... bisa puasa berapa bulan kalau beli tas seharga itu.

Iya, tas-tas itu hanya terjangkau kalangan atas. Nggak semua masyarakat mampu membelinya termasuk saya.

China memang sangat pandai melirik peluang. Harga tas yang dulu nggak terjangkau semua kalangan kini bisa dimiliki hampir semua kalangan. China membuat replika tas seharga puluhan juta menjadi hanya 2 sampai 4 ratus ribu saja. Keren yak? Tapi bajakan. Huhuu...

Made in China inilah yang kini menjamur. Banyak toko-toko online menjual tas-tas replika. Dari KW super, sampai KW 21 mungkin tersedia. KW berapapun ya tetap tiruan. Saya memang belum pernah memegang tas Prada, Gucci, LV atau sejenisnya yang asli. Dan sebaliknya, saya sering banget melihat, memegang, bahkan sempat ingin membeli yang KW. Tapi niat saya urung. :D Saya lebih suka tas buatan dalam negeri dan tas etnik. Meski hanya dari kain, saya suka dan saya PeDe memakainya. Bahkan saya pernah membeli tas dari ranting. Saya tidak menyangka kalau ternyata itu terbuat dari ranting bunga kelapa (manggar) yang dicat. Unik deh. Atau saya lebih memilih tas anyaman bambu, rotan, eceng gondok dan pandan. Tiap manusia bebas dong memilih seleranya masing-masing. :D

Hampir setiap hari, di beberapa socmed, ada saja yang menawarkan tas-tas tersebut. Tas Prada seharga 200ribuan atau Chanel seharga 300ribuan. Atau yang lebih extrim, Gucci seharga 50ribuan. :D



 Semua gambar saya pinjam dari sini. Terimakasih mba Nopek.

Yup, tidak heran jika sekarang banyak wanita-wanita menenteng tas-tas bermerk. Entah asli atau KW.

Akhir tahun, pasti banyak diskon dan sale, termasuk tas-tas branded tapi palsu itu. :D Hurraay.... Silahkan berbelanja.

*Saya tidak memaksakan diri untuk sesuatu yang tidak terlalu prinsip :)

Dec 4, 2010

Mbak...Pake Deodoran Duong

Pusing, mual, pengen muntah masih berasa hingga malam ini. Efek keracunan itu ternyata belum sepenuhnya hilang. Bukan keracunan makanan atau minuman, tapi keracunan bau ketek. Gila...bau banget tuh ketek.

Ceritanya hari ini menghadiri training UMKM di Unnes. Semua diawali dengan biasa saja. Enggak ada yang spesial.

Tragedi dimulai ketika dua orang perempuan menempati bangku kosong di deretan depanku. Ketika mereka berjalan mendekat, enggak ada perasaan aneh ataupun bad feeling sebelumnya. Tetapi pas mereka duduk, tiba-tiba udara menjadi tercemar. Yup, bau ketek salah satu perempuan itu sungguh membuatku menderita. Dua jam penuh aku berjuang untuk bertahan hidup. Mau pindah, kok ya bangkunya penuh. Ya Allah, ampuni dan bantulah hambaMu ini.

Masalah bau badan enggak bisa dianggap enteng dan sepele. Bau badan bisa memicu perpecahan dan peperangan karena mengganggu stabilitas dan keamanan nasional. Emm... nggak gitu juga kali. Tetapi yang pasti bau badan mengganggu kenyamanan orang-orang sekitarnya. Entah kenapa, beberapa orang tu nggak sadar kalo bau keteknya bikin eneg. Dan teman-teman sekitar merasa sungkan untuk kasih saran dan masukan, berpura-pura semua baik-baik saja meski dalam hati mengumpat. Anjr*t...ketek loe bau banget!!!!

Kembali ke mbak-mbak yang tadi. Emang sih dalam Islam, wanita nggak diperbolehkan memakai parfum dan wewangian jika keluar rumah. Namun hal ini nggak boleh dijadikan alasan buat seorang wanita muslimah untuk tampil dengan bau badan tidak sedap. Banyak cara bisa dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan bau badan. Cara yang paling efektif dengan memakai deodoran selain harus tetap menjaga kebersihan tubuh dengan mandi dua kali sehari. Banyak varian yang ditawarkan produk deodoran, tinggal pilih aja yang sesuai dengan kepribadian dan kondisi masing-masing.

Kalau nggak mau pakai deodoran atau bedak ketek, masih banyak kok cara lain. Misalnya dengan minum jamu atau obat herbal. Mau bikin sendiri atau instan, lagi-lagi tinggal disesuaikan dengan kebutuhan. Daun sirih, kemangi, beluntas, udah terkenal bisa mengurangi efek tidak sedap bau badan. Cukur juga tuh bulu keteknya. Karena bakteri suka berkembang biak di tempat lembab seperti bulu ketek yang berkeringat. Hindari juga makanan yang memicu bau badan seperti bawang merah, putih, bombay. Bawang nggak hanya bikin bau mulut, tetapi juga memberi kontribusi pada bau badan juga.

Yang bikin aku heran, ni orang kan mahasiswa. Harusnya tu punya pengetahuan dan wawasan yang luas. Google juga udah sediain berjuta-juta tips ngilangin bau badan, dari yang gratis, murah, sampai yang mahal seperti botox dan operasi. Mbok sekali-sekali browsing to mbak mbak. Kasian kan yang ada di sekelilingnya. Harus menjadi "munafik" untuk tetap berada di sampingmu.

Sayang kan kalau ada yang bilang, ayu-ayu kok mambu to mbak...

Dan sebagai sahabat, seharusnya juga kasih saran jika emang peduli dan sayang. Enggak cuma biarin seorang sahabat terjebak dengan bau badan yang enggak dia sadari.

---
Jangan lupa pakai deodoran setelah mandi dan sebelum keluar rumah. Pakai parfum juga ya. Pokoknya jaga kebersihan tubuh deh.

Nov 23, 2010

What a Bad Day

Pagi hari sih seperti biasa berangkat kerja pukul setengah sembilan. Dari rumah emang udah ada niat mampir bentar ke Kantor Pos buat bayar pajak. Setelah antri, hla kok sistem pajak error. Hufth…. Ya sudahlah.

Sampai kantor, seperti biasa cek email dulu. Trus langsung cabut ke Kantor Pajak buat bayar dan sekalian lapor. Antri panjang bener, padahal udah tanggal tua. Pas udah tiba giliran hla kok di tolak. Katanya harus carbonized. SSP tu kan rangkap 4, nah yang belakangnya nggak boleh di print satu-satu. Harus pake karbon. Kan aku nggak tau, biasanya bayar di kantor pos juga oke-oke wae. 

Nggak mungkin nunggu besok, soalnya ini minggu terakhirku di kantor. Semua dokumen harus udah beres. Di sebelah kantor pajak kan ada Bank BRI, kucoba ah, mana tau bisa bayar di situ. Oalah, ternyata hanya bisa di kantor BRI pusat dan di BRI Kas. Kantor BRI pusat? Yang di Jalan Patimura itu? Jauh amirrr….. Dan dikasih taulah BRI Kas Karang rejo (belakang PLN). Kata petugas bank itu bisa. Meluncurlah diriku di tempat itu. And guess what??? Nggak bisa juga, disarankan ke BRI Pusat. Hmm…tidak terima kasih. Kalau ada mobil kantor mending, lha ini bawa motor sendiri ogh. Panasssssssss dan jauh!!!

Eh…maju dikit kan ada kantor pos to. Coba ah, mudah-mudahan nggak error lagi. Nah, pas keluar dari parkiran BRI, high heelnya bikin ulah, dan terjatuhlah aku bersama sastroku tersayang. Sastro enggak lecet kok. Masih mulus. Sedangkan aku, lumayan, terkilir dikit di kaki kanan. Dan yang pasti malu sama security-nya.  Kok bisa sih jatuh, wong nggak ada yang nabrak.

*Lempar high heel ke siapa aja. Benciiiiih

Dengan kaki masih berasa sakit, paksain deh ke kantor pos, jaraknya cuman 100 meteran. Sampai di kantor pos, tetap berdoa dan harap-harap cemas. Semoga bisa ya Allah. Dan…Alhamdulillah lancar, nggak trouble lagi. Bayar udah selesai, dan saatnya kembali ke kantor pajak buat lapor. Antrinya sih cuma nungguin satu orang, tapi kok ya lamaaaaaaaaa banget.

Actually, it’s not really a bad day. Aku pernah mengalami yang lebih buruk dari ini. Dan aku masih hidup sampai detik ini. Terimakasih ya Allah buat semua anugerah dan cobaan yang Engkau berikan. Semoga danie selalu bersyukur dan tabah.