Awal Februari Yang Melimpah Part 5

07 Februari 2025

Selalu ada cerita di setiap banjir bagi kami para pendekar sakti. Pendekar yang tidak boleh mengeluh. Kita harus strong jiwa raga. Banjir pun tetap harus bekerja. Ubur ubur ikan lele, ayo semangat leeeeeeeeeee.

Pagi hari, banyak yang menumpang truck tangki BBM. Agak ngeri ya. Terlalu tinggi dan ada tulisan mudah terbakarnya mengintimidasi. Ya meskipun (amit-amit) terbakar, air melimpah di sekelilingnya. Saya juga pengen sih numpang truck tangki BBM itu. Petualangan harus totalitas dong. Kapan lagi diijinkan menumpang truk tangki BBM, di atas pula. Tapi keinginan itu tidak terwujud, karena mas Dina sudah datang. 

Hari ini banjirnya lebih tinggi. Sepaha orang dewasa. Kata teman, sedikit lagi bisa untuk cebok sambil berdiri. Ngakak sih denger statement nya. Kok kepikiran lho. Banjir lebih tinggi, karena Jalan Kaligawe dari arah lampu merah Genuk sampai Kawasan, di pinggirnya sudah ada luapan air sungai. 

Sore hari, petualangan makin seru. Berhubung tumpangan mas Dina tidak tersedia, kami mencari tumpangan lain atau berjalan kaki menerjang banjir. Bersyukur ada mobil pick up lewat. Namun rutenya berbeda. Kami sedikit memutar dan akan keluar dari pintu kawasan sebelah makam. Agak jauh sih dari parkiran motor para pendekar ini. Taaaarraaaaaa..... Mobilnya tidak kuat membelah genangan air. Mungkin kelebihan muatan. Maka kami pun turun dan berjalan kaki menuju tempat penitipan motor. 4 atau 5 kali lebih jauh dari jalan biasa kami. Kalori terbakar jadi lebih banyak ya. Nggak boleh menyesal, karena keputusan sudah disepakati semua pendekar. Dan kami pun tertawa bersama.

Azan Maghrib sudah berkumandang, dan saya masih diperjalanan. Alhamdulillah, besok Sabtu dan para pendekar ini bisa beristirahat mengisi kembali energi jiwa dan raga. Semoga Senin depan, sebagian airnya sudah menguap dan sebagian lainnya menuju ke laut.