menubar

Jun 29, 2012

Selimut Debu - Menyibak Cadar Negeri Cantik nan Memikat



Judul          : Selimut Debu
Penulis        : Agustinus Wibowo
Penerbit     : Gramedia

Halaman     : 461 Halaman





Disini semua mahal. Yang murah cuma satu: nyawa manusia.
Itulah sepenggal kalimat pembuka yang ada di cover buku setebal 461 halaman. Apa yang kali pertama terlintas dalam otak jika mendengar nama Afganistan? Taliban? Negara penghasil opium terbesar? Ataukah negeri perang dengan wanita tertutup burqa? Afghanistan bukan hanya sekedar itu.

Saya mengenal Afghanistan hanya sebatas informasi dari televisi maupun internet. Afghanistan mulai terkenal ketika  Amerika Serikat menyerang Taliban atas tuduhan serangan 9/11. Sejak itu, Afghanistan identik dengan pertempuran, kemiskinan, dan keterbelakangan. Namun, Afghanistan bukan hanya sekedar itu.

Agustinus Wibowo menjelajah Afghanistan, sebuah negara yang tidak populer di kalangan backpacker maupun traveller. Namun Agustinus Wibowo justru menikmati perjalanannya. Afghanistan, negara di Asia Tengah yang berada di antara negara-negara pecahan Rusia yang berakhiran stan seperti Tajikistan, Turkmenistan, Pakistan dan stan-stan yang lain. Afghanistan, negeri yang penuh ironi. Perang melanda, selimut debu membungkus, ranjau mengancam, tetapi masih ada tawa bahagia di tengah kerontangnya padang ketika para penjinak ranjau kegirangan menemukan ranjau. Ranjau memang masih tersebar di negeri ini. Tidak sedikit rakyat Afghanistan terkena dampaknya yang menjadikannya negara dengan penyandang cacat terbesar di dunia.

Kemewahan bangunan di Kabul kontras dengan jalan becek dan hancur berlimbah lumpur di hadapannya. Sebuah kontras yang mewarnai negeri. Lebih jauh ke pedalaman Afghanistan, Agustinus menemukan wanita-wanita dalam pakaian warna-warni bebas melakukan aktifitas tanpa burqa.

Dalam buku ini, Agustinus mengajak kita berkelana menyusuri sisa-sisa kejayaan agama budha di Bamiyan, menyelami karakter penduduk Afghanistan yang multietnis, meminum teh cara Persia, menginap di samovar, bertemu wanita-wanita "tanpa identitas" dalam balutan burqa, menengok industri senjata yang menjadi industri rumahan hingga bermain dengan selonsong peluru. Sebagian besar penduduk Afghanistan sangat menghormati musafir. Mereka tetap memuliakan tamu meski hidup dalam keterbatasan. Memang sih, tidak selalu mulus penjelajahan Agustinus Wibowo. Dari kekurangan uang, kecopetan, percobaan pelecehan, transportasi yang susah nan mahal, hingga birokrasi yang njelimet. Namun, itulah seni berpetualang dan mengekplorasi.
Buku ini dilengkapi dengan peta Afghanistan agar pembaca bisa mengikuti alur perjalanan, tidak dengan mengandalkan imajinasi belaka. Beberapa foto membenarkan keindahan yang telah dituliskan Agustinus Wibowo. Sungguh negeri yang cantik. Benar, Agustinus Wibowo bukanlah seorang backpacker, melainkan explorer. Seperti yang tertulis pada kata pengantar di awal buku.


Rate: 4.5/5

Jun 26, 2012

Boneka Flanel Keledai

Siapa bilang saya sibuk di bulan Juni ini? Buktinya masih bisa membuat boneka flanel yang njelimet itu. Berawal dari nemu ebook membuat boneka di sini, saya jadi coba-coba ikutan buat. Kan di situ udah ada polanya, jadi tinggal cetak, trus gunting-gunting, lanjut jahit-jahit.

Kalau malas menuju di TKP, ini dia polanya dan langkah-langkah membuatnya.



Pola yang ada di ebook sedikit mengalami penyesuaian pada ukuran. Saya membuatnya lebih kecil sedikit, supaya bisa dijadiin gantungan kunci. Aslinya sih pakai kain buat boneka yang lembut itu, berhubung hanya punya kain flanel ya akhirnya pakai yang ada saja.

Ini dia si keledai flanel. Bagus kan? *PeDe*


Jun 18, 2012

Dompet Koin Flanel - Lady Bug

Kali ini bikin dompet koin bentuknya kepik atau lady bug. Cara membuatnya masih sama kok dengan si kelinci, singa, dan panda tempo hari. Malahan, yang ini lebih mudah karena polanya hanya dua buah lingkaran besa ditambah lingkaran kecil-kecil. Jahit, pasang resleting, jadi deh.


Boleh pesen loh. :D

Jun 7, 2012

Lomba Menanam Cebe

Pepeng Escoret ngadain lomba. Judulnya lomba menanam cabe dengan hestek #CabePepeng. Seru aja sih ngikut lomba ini, biar ada semangat buat menanam lagi. Maklum, akhir-akhir ini sedikit sibuk, jadi lahan di samping rumah hanya ada tanaman kemangi, sereh, jeruk nipis, dan rumput tentu saja.

Kalau yang mau ikutan, silahkan menuju tekape untuk info lebih lanjut tentang tata cara dan krtiteria penilaian. Menanamnya dibatasi empat biji cabe rawit saja. dalam waktu  3 bulan.

Saya mulai menanam kemarin, Rabu 6 Juni 2012. Kita tunggu 2 minggu lagi, apakah tumbuh subur atau malah mati. Semoga cepet tumbuh. :D Sementara pakai bekas air minum gelas, ntar kalau udah agak besar baru dipundahkan ke pot atau tanah.





*Tebarmantrapenyuburtanaman