menubar

Dec 17, 2009

Tahu Gimbal Bu Walmi

Masuk. Duduk. Pesan tahu gimbal komplit dan es teh manis.

Tahu gimbal? Mungkin ada beberapa yang nggak kenal makanan jenis ini. Karena waktu dulu tinggal di Batam, muter-muter nyari ni makanan, nggak ketemu juga. Mungkin belum ada orang Semarang yang punya ide buat buka warung tahu bgimbal kali. Entah kalo sekarang. Tahu gimbal, salah satu makan kesukaan dan khas dari Semarang. Terdiri dari lontong, tahu goreng, kol yang diiris tipis, telur ceplok dan tentu saja gimbal udang dengan saus kacang. Gimbal udang terbuat dari udang dan tepung yang digoreng. Mirip rempeyek, tapi tidak setipis dan segaring rempeyek. Hmmm..yummy. Banyak dijual di sepanjang kaki lima depan masjid Baiturrahman dan Jl. Pahlawan.



Tapi kali ini, bukan di tempat-tempat tersebut. Tahu gimbal yang ini terletak di Jl. Lamper Tengah Raya. Tahu Gimbal Bu Walmi.

Sempat mengambil gambar depan dan di dalam warung. Ternyata udah pernah diliput acara TV Borobudur untuk acara Wenak Tenan. TV B, TV lokal Jawa Tengah.



Pesanan datang. Hmmm....gimana rasanya ya? Mak nyos deh. ^_^ Harga juga terjangkau kok.

Kalo lagi nglewatin jalan itu, mampir aja and cobain ya.



Kenyang deh. Heheheeeeee

Dec 6, 2009

Tragedi Sendal Jepit


Hari ini, dani dan teman-teman ke Kopeng.

Awalnya ke Kopeng nyari apaan ya? Kalo cuman mo foto-foto narsis dengan suasana pepohonan, kenapa harus jauh-jauh kesana? Di depan rumah dani pun, masih banyak pepohonan rindang. Tapi karena paksaan dari berbagai pihak, ikutlah dani ke Kopeng.

Seperti biasa, kemana-mana selalu pakai sendal jepit. Xixixi...I love sendal jepit. Dan tragedi itu terjadi. :((

Dalam waktu kurang dari dua bulan, empat sendal jepitku sudah putus. Ckckck...

1. Waktu itu ceritanya lagi ke salon. Cie...tumben dani ke salon. Tiga jam berlalu dan dengan muka bersinar keluar dari salon. Pulang. Pas berhenti di lampu merah, Bussetttt, putus sendal jepitku. Sebelah kiri. Untung udah mo nyampai rumah dan lagi ngendarai motor, jadi nggak terlalu kena efeknya.

2. Nah, kalo kali ini pas acara ke pantai Ujung Negoro dan Sigandu. Lagi-lagi waktu nunggu semuanya kumpul, tragedi itu terulang lagi. Sendal kiri putus. Alhasil, terpakailah sendal Gambas. Karena sendal Kang Slam terlalu longgar di kaki dani. Makasih udah minjemin sendal.

3. Sabtu sore, rencana ganti kampas rem di rumah sang kekasih. Weleh-weleh, bahasanya. Kampas rem telah diganti, saatnya makan. Karena emang nggak jauh, kita berdua jalan kaki. Sepulang dari warung soto favoritku, tragedi itu terulang lagi. Sialnya! Yang sebelah kiri lagi. Hix..hix..hix... Padahal sendal jepit itu baru dipake dua kali. Malangnya diriku.

4. Hari ini trip ke Kopeng, saat nungguin Widhi n Gambas yang salah jalur n misah dari rombongan, tragedi itupun terjadi. Dan sendal jepit itupun PUTUS. Yang kiri LAGI. Dan Sang Widhi yang baik hati itupun merelakan sendal cadangannya untuk kupakai. Thanks and makasih ya. (Hmm..kapan balikinnya ya? Ntar aja deh)

Kenapa harus yang kiri sih?

Note: ilustrasi gambar di peroleh dari alidabdul.wordpress.com

Nov 23, 2009

2012 turns to "MAGIC"

Hahahhaaa, semoga judulnya nyambung.
21 November 2009

Sabtu pagi ~ YM
Slam : Dan, 2012 jadi to?
Dani : Iyo, Gambas sing antri tiket tuh.

Sabtu siang ~ telpon
Gambas : Dan, koyone tiket dino iki entek ik. Nek minggu malam piye?
Dani : Wegah. Minggu awan aku janjian karo koncoku. NEk maleme lungo neh, ibukku mesti ngamuk-ngamuk.
Gambas : Yo wes, ki aku lagi antri. Mugo-mugo kebagian.
Dani : OK, Met ngantri ya.

Sabtu (masih) sore ~ sms
Slam ; Dan, kok gambas ga da berita ya?
Dani : He eh, tak telpon yo rak diangkat-angkat ik.

Sabtu (masih juga) sore ~ sms
Gambas : Dan, tikete entek. Sory mau hape nang jog.
Dani : Haaaa??? Yo wes lah, kita cari dvd ne wae.
Gambas : Ok, ki aku OTW ke rumahmu.

Sabtu (tetep, masih) sore ~ sms
Dani : Slam, tenan to tikete entek. Ndelok dvd wae rak wes.
Slam : Wah, padahal besok terakhir loh. Katanya mo ditarik.
Dani : Mosok sih?
Slam : Tadi di berita gitu ogh.
Dani : Wagu ik. Padahal aku rung nonton loh.

Sabtu (menjelang) malam
Gambas and Dani meluncur ke warnet Pete. Rencana mo minta BAJAKAN 2012. Hari gini minta? Hahahaaaa.... gpp.

@ Double Six warnet, Pedurungan
Waduh, kang Pete belum datang. Dia dapat jatah jam 12 malam. Tapi biasa datang jam 9.
Gambas : Sui men nunggu sampai jam 9. Nang ndi ki enake?
Dani : Ng Indri wae yuk.
Gambas : sms po telpon sik. Jangan-jangan lungo.
*Hasilnya -> Indri pergi bareng Thika ke Tembalang.*
Dani : Neng simpang wae yuk. Daripada kesuwen nunggu Pete.

@ Simpang Lima
Muter-muter, keliling mencari sesuatu yang nggak biasa. Akhirnya menemukan yang agak nggak biasa. Seorang mas-mas lagi dikelilingi banyak "pemirsa". Ikutan nimbrung dunk. Kan pengen tahu juga. Wogh...ternyata masnya pesulap. Bisa bengkokin sendok juga. mirip Corbuzier tuh, meskipun wajahnya bener2 nggak mirip. :P

Eitss,...buat ngedapetin rahasia triknya nggak gratis loh! Satu trik dihargai 10rb sampai 20rb. Ilmu emang mahal. Coba deh itung biaya sekolah dari Tk ampe kuliah cuman buat dapetin ilmu. Ratusan juta kan? Hahhaaaa ngelantur dikit.

Dani tertarik dengan trik membengkokkan sendok. Akhirnya ilmu berhasil diturunkan hanya dalam waktu lima menit. Lumayan, triknya buat ngibulin ponakan-ponakan yang masih kecil-kecil. Syuku-syukur ada yang mau berguru padaku. Murah loh, 5 ribu aja deh untuk satu trik. Xixixixiiiii....

20rbu *cring* dibayar lunas. Padahal 20rb rencananya mau dipake buat beli tiket 2012. Nggak jadi liat 2012 tapi dapat "ilmu".

Sabtu malam
Minta BAJAKAN 2012. dan berhasil pulang ke rumah tanpa omelan. Maklum, cewek nggak boleh pulang malam.

Minggu pagi :
Mempraktekkan ilmu semalam. Beberapa sendok berhasil di bengkokkan dan dikembalikan lagi seperti semula tanpa sepengetahuan ibuk tentunya. Hanya perlu latihan supaya kelihatan mahir. Ntar kalo udah jago, ikutan The Master. Hehehhehee

Minggu (agak) siang :
Liat 2012 BAJAKAN ah. Nyalain kompi, ambil bantal n selimut, prepare buat liat 2012.

Eng ing eng...TTTarrrraaaaaaaa....
Weleh, dasar BAJAKAN!!! Textnya nggak komplit. Ceritanya juga nggak seru. Nggak sebanding dengan publikasinya yang WOW.

Pesan moral :
1. Stop Piracy, tapi kalo nggak ada duit gpp sih.
2. Trik membengkokkan sendok tersedia gratis di YouTube. Nggak perlu keluarin 20ribu. Lebih irit lagi kalo internetannya di kantor. Hahahahaaa.... Gratis.

Judul dan ceritanya emang nggak nyambung sih. Biarin deh.

Nov 13, 2009

Banjir dan Semarang


Semarang, 13 November 2009

Kantor, pukul 15.45
Mendengar petir menggelegar. Pertanda hari akan hujan. Melongok keluar kantor. Dan benar sekali. Mendung hitam menggelayuti kota Semarang. Awan hitam itu seakan-akan sudah tak mampu bertahan dan segera bersiap menumpahkan air ke bumi ini. Dan sekali benar juga. Beberapa saat kemudian, hujan deras mengguyur Semarang.

Wah, alamat banjir nih. Semarang kan identik dengan banjir.

Banjir memang sudah akrab sekali dengan warga Semarang. Dani salah satunya. 25 tahun sudah, lahir dan dibesarkan di Semarang. Meskipun sempat berkhianat dan meninggalkan Semarang selama 3 tahun. Tapi akhirnya kembali juga ke pangkuan kota ini. Semarang, I love you full. Hahhahaaa…(tetap ala mbah Surip)

Sempat terjadi pemadaman listrik, tapi tak terlalu mengganggu pekerjaan karena tersedia genset sebagai pengganti listrik PLN.

Masih di kantor, pukul 17.00
Bel berbunyi. Saatnya pulang. Dua perasaan bercampur jadi satu. Pertama senang, karena terbebas dengan rutinitas kerja sehari-hari dengan barang-barang servisan. Sementara. Dan tentunya besok akan bertemu kembali dengan aktivitas itu. Kedua, khawatir dengan kondisi di luar, hujan dan banjir.

Pukul 17.10 = Perjuangan dimulai.
Untung selalu sedia payung sebelum hujan. Opss…!!! RALAT. Untung sedia selalu sedia mantel (di jok motor) sebelum hujan. Rencana : tidak melewati jalur biasanya, meskipun memakan waktu hampir dua kali lipat, setidaknya pasti terbebas dari banjir. Setelah mensurvei beberapa teman via telepon, diputuskan lewat jalur luar biasa. Dengan prediksi, Bubakan dan Citarum pasti terendam air alias banjir.

Rute biasa : Jl. Imam Bonjol (kantor) – Johar Bubakan – Jl. Patimura – Jl. Citarum – Jl. Sukarno Hatta – Jl. Supriadi – Kalicari (rumah tinggal bersama keluarga tercinta).
Rute alternativ : Jl. Imam Bonjol (kantor) – Jl. Tanjung – Jl. MH. Thamrin – Jl. Kartini – Barito – Jl. Majapahit - Jl. Supriadi – Kalicari (rumah tinggal bersama keluarga tercinta).

Note : Jl. Majapahit padat merayap pas jam pulang kantor. Apalagi kondisi hujan. Fiutffhhh…

Ternyata Jl. Tanjung pun tidak terbebas dari banjir. Air menggenang setinggi mata kaki, tapi masih bisalah ditoleransi. Sampai di lampu merah pertama, motor tiba-tiba berhenti. Waduh…bakalan mati terus neh. Benar juga, setiap kali berhenti di lampu merah, motor selalu mati. Oh My God. My sweety ( motorku), maafkan aku karena nggak nganterin kamu ke bengkel bulan ini. Coz nggak kebagian duit sih. Hehehe....Tetapi untunglah langsung bisa hidup kembali tanpa mengganggu kelancaran lalu lintas yang memang sudah macet itu. Mungkin lebih dari tujuh kali, motorku berhenti bernapas. Saatnya membulatkan tekat dan niat buat mbengkel hari Minggu nanti. Bobol ATM adalah alternativ paling terakhir jika misi nodong kakak tidak berhasil.

Meskipun sempat terjebak macet di Jl. Majapahit, tapi tetap bisa sampai rumah dengan selamat.

Rumah, pukul 18.00
Sampai di depan rumah. Alhamdulillah.

Bukannya tidak berrsyukur dengan hujan yang Engkau turunkan ya Allah. Tapi tetap saja, dani berdoa, semoga banjir di Semarang nggak terlalu parah.

Oct 10, 2009

Kaliurang, Dingin.... Brrhhhhhh

Badan masih capek, pegal pun belum sepenuhnya hilang. But I have to go to Jogja. Again. Hanya berselang seminggu dari liburan ke Prambanan. Dan sekali lagi, ke Jogja naek motor. Huft.. where's my mind? Apa nggak sayang ma badan tuh? But, gimana lagi. Seru sih.


Liburan ke Jogja kali ini bersama kucingers, sebutan untuk member nasikucing.com. Forum komunitas online Semarangan.


Berangkat dari Semarang Sabtu pukul empat sore. Rencananya sih gitu. Sampai dibela-belain pulang dari kantor langsung menuju TKP pertama. Tempat berkumpul sesuai perjanjian. Dan yang lebih parah lagi, nggak sempet mandi. Hihihiii... gpp, yang penting wangi. My first rule in my life. Tapi tau nggak? Ternyata baru meninggalkan semarang setelah maghrib usai. Tau gitu, mending pulang dulu, mandi, tiduran bentar, isi perut dulu.

Bersepuluh, kami meluncur menuju Jogja. Dani (me), Tuyul, Irul, Widhi, Sepupu Widhi (maaf lupa namanya), Gambaz, Pete, Slams, Bustail, Hady. Lima motor melesat meninggalkan Semarang. Sempat hujan rintik-rintik membuat kami khawatir. Tapi alam berbaik hati. Hujan di malam Minggu pun tak terjadi.

Melakukan perjalanan di malam hari ternyata lebih mengasyikkan. Tak perlu merisaukan panas matahari, hanya membutuhkan pandangan extra. Suasana juga beda. Seru pokoknya. Di Magelang, kami berhenti sebentar untuk recharge energy. Semangkok soto sapi hangat dengan es jeruk plus krupuk. Lumayanlah.

Let's continue our trip. Sampai Kaliurang, langsung menuju villa yang udah dibooking sebelumnya. Suasana setelah hujan, menjadikan Kaliurang makin dingin dan kabut pun semakin tebal.





Begitu masuk, buka sepatu dan kaus kaki. Nyess... dingin langsung menjalar ke sunsum dan aliran darah (lebai dikit boleh dunk?). Langsung deh pilih kamar. Awalnya sih pilih yang tengah, tapi kok agak beda ya? Fengshuinya nggak bagus. Nggak jadi deh milih kamar itu. Untungnya dari sepuluh kucingers, hanya dua ceweknya. Jadi kita agak berkuasa. Para pria kan harus mengalah pada wanita. Girls' rules number one. Akhirnya ku pilih kamar paling belakang. Lebih nyaman.

Jadwal yang udah kususun malam itu. Sampai villa, rus tidur. Maklum, sepulang kerja belum sempat merebahkan punggung. Meskipun yang lain masih sibuk makan lagi, minum kopi, smsan, update status facebook, dsb. Ada yang liat acara TiVi tapi aku ingin segera bermimpi. Segera. Masuk kamar, kunci pintu (kok agak serem ya?), puter mp3 (suasana serem nggak berkurang), nggak lupa berdoa, tarik selimut dan zzz. Tapi...

Arrrgggggghhhhhh....berisik banget diluar sana. Nggak bisa bobok neh! Pada ngapain sih?

Keluar kamar sambil bawa selimut keluar. Duduk depan TiVi. Ternyata para pria itu asyik bermain kartu. Entah siapa yang bawa. Entah juga bagaimana peraturannya. Entah siapa juga pemenangnya. Sepertinya seru. Pengen ikutan, tapi mata udah nggak bisa kompromi. Balik tidur lagi aja deh. Masuk kamar, pintu dibiarkan terbuka, lampu tetap menyala, tarik selimut, dan hilang sudah kesadaranku malam itu.

Pagi hari menjelang. Aaargggggghhhhhh... suara apa lagi tuh? Berisik amat. Cek keluar kamar. Semuanya masih terlelap dengan mimpinya masing-masing. TiVi masih menyala. Mau tau suara apakah itu? Ternyata, suara dengkuran sang ketua acara ini. Om Irul. Busyet... makan apa om, kok sampai segitunya? (Maap om, membuka aibmu di blog ini ^_^v). Sempet terpikir buat sumpel mulutnya pake kaos kaki atau helm sekalian. Tapi niat jahat ini hanya ada di imanginasi sang penulis. Lanjut bobok lagi. Tanggung, masih setengah empat pagi. Hujan pula diluar sana. Back to my room. Hanya sekejap memejamkan mata, bunyi adzan udah terdengar. Sebenarnya males. tapi karena udah kewajiban, tetep harus dijalankan. Setelah sholat shubuh, nggak balik tidur lagi.

Bersemedi di depan Tivi, cari-cari acara seru hari minggu sambil nungguin doraemon. Dan menu sarapan pagi ini? Bubur ayam. What de f***. Do I have to eat that food. Yackk... sebenarnya jijik ma yang namanya bubur. Aku meyebutnya burphobia. Tapi daripada makan mie instan atau lebih parahnya kelaparan, ya terima aja deh. Buat ganjel perut. Ternyata tidak seburuk yang dibayangkan sebelumnya. Hehhee... mungkin setelah ini bisa lebih sering-sering mencoba makan bubur. Itung-itung terapi burphobia.

Plan for that day : Hutan Wisata Kaliurang dan Parang Tritis. Malioboro tetap jadi tujuan terakhir penghabisan uang saku.

Setelah menghabiskan bubur dengan terpaksa (pasang tampang meyakinkan, kalau aku suka bubur. Harusnya dapat award buat akting yang satu ini), mandi dulu ah. Kalau saja nggak ingat hari sebelumnya nggak mandi, pasti deh pagi itu rela nggak mandi. Dingin banget. Semarang kan nggak segitu dinginnya. Dengan niat baik dalam hati, mandi juga akhirnya. Bbrrhhhh.... Seger euy. Baru deh liat-liat keadaan sekitar villa sambil jadi potograper dadakan dengan kemampuan terbatas dan kamera apa adanya merk Mpix.






Ayookkk, berangakat ke hutan wisata kaliurang. Lagsung ke tujuan utama, air terjun. Meskipun di sepanjang perjalanan tetap bernarsis ria. Maklum, gerombolan para narsis. Agak kecewa begitu sampai di air terjun. Kok airnya dikit? Musim kering ya? Atau kerannya lupa digedein? ^_^ Tak apalah, toh masih banyak yang bisa dilihat. Dan kita pun nggak mati gaya. Terutama Gambaz. Gayanya sedikit bikin ilfil, tapi unik. Ketemu juga ma sobat lama yang bergelantungan bebas di pepohonan.







Balik ke villa yuk. Tapi cari makan dulu ya! Maklum, bubur tadi pagi cuma numpang lewat. Pilihan jatuh ke warung pinggir jalan. Nasi pecel dengan lauk tahu dan tempe bacem. Murah meriah.





Beres-beres, final check, dan berhasil check out menuju Paris.

Let's ride to PARIS, Parang Tritis






Oct 9, 2009

Prambanan, Here I Come Again!!!


Perjalanan dari Jogja, capek buanget. Pinggang serasa patah, tangan pegal-pegal, pundak kaku, komplit deh. Maklum, this is my first trip to Jogja by motorcycle. Yup, Semarang – Jogja naek motor. Wow...

Nungguin adek, lama bener. Dandanan udah mulai luntur. Coba telepon, nggak diangkat. Sms nggak dibales. Udah mulai curiga, kesel, jengkel, khawatir juga sih. Tiba-tiba Hape bunyi, tanda sms masuk. Ini isi smsnya: "Maaf mbak, rantai motor harus dibenerin dulu. Ni udah kelar kok. Aku segera meluncur". Emang aku perginya ma adek sepupu gitu.

Jam sembilan kami baru meninggalkan Semarang. Meleset satu jam dari rencana semula. Panas…. Padahal udah pake jaket dan sarung tangan. Biasanya ke Jogja bawa mobil (sewaan) atau naek bis. Nggak ngrasain matahari menyentuh kulit. Tapi mencoba hal-hal baru pasti seru dunk. Di tengah perjalanan, kami sempat mampir ke Alfamart, beli minum sambil nglurusin pantat yang mulai bengkok. ^_^

Jogja, here we come!!! Our first destination was Prambanan. Sengaja pilih Prambanan, karena bagus buat object photo. Meskipun hanya pake pocket camera. This is my second visit to Prambanan. Yang pertama dulu, bareng temen-temen SMA jurusan Bahasa. Liat sendratari Ramayana. Seru deh. (I miss you guys). Dan ini kali kedua.

Sampai di Jogja hampir setengah satu siang.

Ayo masuk Prambanan! Eitz, beli tiket dulu ya. Ada beberapa paket yang ditawarkan. Tiket masuk biasa hanya Rp 20.000. Paket masuk plus keliling candi dengan kereta Rp 40.000 (kalo nggak salah inget, maklum pelupa). Paket yang lainnya liat Sendratari Ramayana Rp 65.000. Tapi kok malam, jadi diputuskan beli yang biasa ajah. Jogja with LOW BUDGET.

Masuklah kami ke kawasan. Yang pertama kucari adalah mushola. Selesai sholat, baru lihat-lihat sekeliling. Sayang, kami ke sana disaat yang kurang tepat. Ada
beberapa candi yang sedang dipugar. Jadi pengunjung dilarang memasuki area tersebut. Diantaranya candi Brahma dan candi Syiwa.

Kami melihat-lihat keseluruhan candi meskipun panas menyengat kulit. Suasana Prambanan hari itu ramai, mungkin karena saat itu liburan terkahir lebaran. Kebanyakan dari mereka adalah rombongan keluarga.

Sekilas tentang Prambanan, dari situs www.yogyes.com

Candi Prambanan adalah bangunan luar biasa cantik yang dibangun di abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung. Menjulang setinggi 47 meter (5 meter lebih tinggi dari Candi Borobudur), berdirinya candi ini telah memenuhi keinginan pembuatnya, menunjukkan kejayaan Hindu di tanah Jawa. Candi ini terletak 17 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, di tengah area yang kini dibangun taman indah.

Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.

Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, anda akan menemui 4 buah ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa, sementara 3 ruangan yang lain masing-masing berisi arca Durga (istri Siwa), Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa). Arca Durga itulah yang disebut-sebut sebagai arca Roro Jonggrang dalam legenda yang diceritakan di atas.

Di Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, anda hanya akan menjumpai satu ruangan yang berisi arca Wisnu. Demikian juga Candi Brahma yang terletak di sebelah selatan Candi Siwa, anda juga hanya akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma.



Wuih, ada panggung. Ada acara apaan ya? Owh, ternyata ada konser KDI live di TPI. Ayuk, cari kamera! Mana tau masuk tipi. Loncat-loncat cari spot yang pas. (Adegan yang ini hanya ada di imajinasi sang penulis, me). Nggak sempat lihat konsernya, karena sang adek (sok jaim) bilang dangdut tuh norak alias najis. What's wrong with him? I have no idea sambil geleng-geleng kepala. Let's forget him. Nggak penting. Maaf ya dek!

Lama juga kami bernarsis-narsis ria di setiap sudut Prambanan. Sengaja, aku nggak publish poto adek. Bukan sentimen kok. Suer!! Sorry ya bro.

Meskipun ada larangan "Dilarang naik sini", tetep aja aku naek juga. Untung nggak ada petugas yang liat. Ssttt. Dapet juga poto yang kumau.

Ternyata perut emang nggak boong. Udah mulai dangdutan neh. Efek konser KDI kali. Dan mulailah kami berburu tempat makan. Ada satu restoran didalam kawasan Prambanan, tapi kok kayaknya mahal deh. Secara tempatnya bagus banget. Nggak berani ah. Dan....ternyata harganya nggak semahal yang dibayangkan sebelumnya. Sempet nyesel nggak jadi makan disitu.

Keliling lagi, cari-cari. Kok bakso semua! Nggak bisa ninggalin nasi. Akhirnya kami menemukan warung makan sederhana. Aku pesen nasi pecel dengan lauk ayam kecap plus es teh manis plus kerupuk. Dan harganya? Wow, murah banget. Irit juga ya. Masakanya juga enak. Lumayan. I love Jogja.

Satu lagi, this is the best shot I've ever made. Berada di tempat dan waktu yang tepat.



Setelah lutut pegal-pegal, mata mulai mengantuk, dan baterai drop, kami memutuskan untuk meluncur to next destination. Malioboro. Berburu oleh-oleh. Habisin duit.

Berharap semoga sampai Semarang, pinggangku nggak copot. Touring Semarang-Jogja-Semarang, fun but very very tired.


Sep 18, 2009

Kartu Lebaran


Pagi ini, sengaja bangun pagi. Dengan semangat Lebaran, aku pergi ke kantor pos. Bukan untuk bayar rekening listrik atau kirim parcel atau yang lainnya. Tapi untuk mengirim kartu Lebaran. Yup, benar, kartu lebaran. Mungkin banyak yang berpikir, "What? Hare gene masih kirim kartu lebaran? Jadul banget"

Untuk yang masih dalam jangkauan, alias deket rumahnya, masih satu kota, lebih afdol jika kita datang langsung. Minta maaf sekalian makan ketupat sayur ^_^. Tapi untuk yang di luar kota atau mungkin di luar negeri?

Emang sih, zaman makin maju. Lebih praktis mengucapkan selamat idul fitri lewat email, kirim sms, atau yang lebih irit via Facebook. Tapi tau nggak, kalo seseorang pasti lebih suka dapet kartu lebaran yang "NYATA", bukan sekedar sms atau email atau ucapan status di Facebook. Dengan kartu lebaran, lebih terasa niat si pengirim, lebih terasa personal. How should i describe it? Hmmm...aku juga bingung. Pokoknya gitu deh. Lebih indah.

Lama juga nunggu di kantor pos. Busyet...antrinya panjang bener. Mugkin karena hari terakhir buka. Bagi beberapa orang, menunggu adalah hal yang membosankan. Tapi tidak bagiku. Sambil antri and nunggu giliran, inilah moment terbaikku buat merhatiin orang-orang sekitar. Yang pertama kuperhatikan pastilah baju yang mereka kenakan. Modelnya, warnanya, matching atau nggak, sesuai postur tubuh atau nggak, cocok atau nggak. Kebiasaan yang aneh memang. Yang kedua kuperhatiin, karakter wajah masing-masing orang. Dan mencoba menebak karakter berdasarkan wajah. Sadar sih, wajah nggak 100% pencerminan karakter seseorang. Tapi nggak ada yang ngelarang kan buat menebak karakter based on their face. Dan yang ketiga, mencoba menebak, what's on their mind. Berkhayal jadi seorang paranormal. Mungkin. Hehheee..... What a freak person. Daripada nunggu giliran sambil mainin blackberry. Ntar dikira dikira pamer gituh. (Sok-sok an punya blackberry euy)

Setelah menunggu lumayan lama, tiba dapat giliran juga. Sang teller memberitahukan biayanya. Wow...naek juga ongkos kirimnya. Kirain cuman tiket yang terjadi kenaikan harga. Kantor pos juga nggak mau kalah. It's ok, makasih pak Pos sebelumnya. Karena udah nganterin kartu lebaran selamat sampai tujuan.

Inti cerita dani kali ini apa ya? Entalah. Yang pasti, kartu lebaran nggak jadul atau norak kok. Keep sending kartu lebaran di hari nan Fitri. Minal Aidin Wal Faidzin. Mohon Maaf Lahir dan Batin ya. ^_^

Aug 31, 2009

Dia hebat (menurutku...)


Hari ini sudah seminggu lebih kita menjalankan puasa wajib Ramadhan. Bagi kita yang sudah terbiasa menjalankannya dengan suasana kerja di dalam ruangan ber-AC, mungkin nggak terlalu masalah. Berbeda dengan mereka yang kurang beruntung, yang harus bekerja di bawah terik matahari. Pun yang bekerja dengan extra tenaga.

Pagi tadi, rutinitas harian dimulai lagi. Mungkin yang membuat sedikit perbedaan, rumah yang kutinggali sedang dilakukan renovasi. Maklum, banjir bulan Februaru lalu, mengharuskan rumahku untuk direnovasi. Ditinggikan lebih tepatnya, agar banjir tidak lagi menggenang di dalam rumah. Capek ngurasnya. ^_^

Dari kamar, sekilas kudengar percakapan ibuku dengan tukang dan kuli bangunan yang mengerjakan renovasi rumah.
Ibu : "Siyam mas?"
Tukang : "Inggih buk. Insya Allah."
Ibu : "Lha mas'e?"
(mungkin yang ibu maksud adalah kuli bangunan yang satu lagi)
Kuli : "Inggih buk."

Percakapan yang cukup singkat. Tapi coba deh bayangkan. Seorang kuli bangunan tetap berusaha puasa. Dia hanya menginginkan ridho Allah. Meskipun berat dan energi terkuras, tetap ia jalankan karena dia sadar puasa Ramadhan adalah kewajiban setiap muslim yang beriman.

Puasa tidak boleh dijadikan alasan untuk bermalas-malasan. Tetap beraktivitas seperti biasa tanpa mengurangi kekhusyukan puasa. Beruntunglah mereka yang dapat berpuasa selama bulan Ramadhan, karena puasa itu dapat membersihkan Rohani manusia.

Aug 22, 2009

Kolak Ramadhan


Hari ini puasa Ramadhan kali pertama di tahun 2009, 1430H. Semuanya lancar. Aman, terkendali dan kondusif. Tak ada emosi yang tersulut. Menu berbuka yang disediakan ibuk juga ajib banget. Poko'e mak nyus lah. Dan kolak juga nggak absen hari ini.

Tapi kenapa kolak selalu hadir dalam setiap menu berbuka puasa? Pernahkan terpikirkan? Dari hasil penelusuran mbah Gugel, ada satu yang menarik tentang sejarah si kolak ini.

http://ongrosyadi.wordpress.com/tag/kolak/

Nama Kolak pada hakikatnya berasal dari nama Khalik yang artinya Pencipta langit dan bumi Tuhan semesta alam Alloh SWT. Apa kaitannya kolak dan Khalik ? Ulama pada masa itu memang banyak menggunakan istilah-istilah yang mudah dimengeti dengan harapan ajaran Islam mudah dipahami oleh masyarakat.

Menggunakan kolak untuk media mendekatkan dengan sang Pencipta adalah sebuah perumpamaan. Untuk membuat kolak saat itu bahan yang digunakan adalah tela pendem alias ubi dan pisang kepok. Tela pendem ( ketela yang ditanam atau dikubur ) dan pisang kepok( pisang kapok ). Penjelasannya adalah kita harus mengubur dalam-dalam kesalahan yang kita perbuat dan kita harus tobat atau kapok dan tidak mengulangi perbuatan buruk tersebut alias tobat nasuha sehingga kita bisa mendekatkan diri kita kepada sang Khalik yang diumpamakan tela pendem dan pisang kapok yang dicampur dengan bahan-bahan lain sehingga menjadi kolak.

Hmm...ternyata ada makna dibalik kehadiran kolak pada bulan Ramadhan.



Aug 14, 2009

Lelaki itu ...

Hari itu, aktifitasku dimulai seperti biasa. Bangun pagi, siap-siap ke kantor. Rutinitas sehari-hari yang kadang-kadang membuatku bosan. Seperti biasa juga, ada customer datang silih berganti membawa barang-barang yang rusak untuk diganti dengan yang baru. Semuanya tampak biasa saja bagiku.


Siang itu, seorang customer datang dengan Hard disknya yang rusak. Karena masih dalam garansi penggantian. Segera saja aku bergegas ke gudang untuk mengambilkannya hard disk yang baru. Ketika sampai di koridor menuju gudang, ternyata lagi ada pengiriman barang. Berpuluh-puluh kardus memenuhi koridor, yang merupakan satu-satunya akses menuju gudang. Karena tak bisa melewatinya, akhirnya kuputuskan untuk menundanya sebentar, dan aku meminta customer itu untuk bersabar sementara waktu.


Beberapa saat aku kembali lagi, dan kulihat salah satu kuli angkutnya sudah beruban. Perasaan kasihan bercampur dengan salut. Kulitnya yang hitam mulai menampakkan keriput disana-sini. Rambutnya hampir seluruhnya telah berubah warna. Nafasnya memburu, keringatnya bercucuran, peluh membasahi kaos coklat yang ia kenakan. Sejenak dalam hati aku berpikir, dia yang sudah tua masih saja membanting tulang. Bukankah seharusnya, dia yang sudah senja, diam dirumah dan menikmati masa tuanya. Bermain bersama cucu-cucunya.


Tapi pasti ada ribuan alasan kenapa dia masih bekerja di hari tuanya. Tapi aku salut banget dengan bapak tua itu. Masih bersemangat. Saat itu, aku malu dengan diriku sendiri. Aku masih muda, masih banyak impian yang ingin kuraih, tapi terkadang aku malas. Malas ke kantor, malas berangkat kuliah. Padahal yang harus kulakukan tidak seberat pekerjaan bapak itu. Malu pada diri sendiri.


Lalu aku juga teringat dengan seorang pemuda yang kulihat di perempatan jalan minggu lalu. Berperawakan agak gemuk, dan kutaksir kira-kira 26 tahun usianya. Tak ada sedikitpun perasaan iba ketika dia menyodorkan sterofoam bekas pop mi kearahku. Sambil memberikan isyarat menolak dengan tangan kananku, aku berlalu karena memang traffic light sudah menyala hijau. Badannya masih segar meskipun kulitnya terbakar matahari. Masih dalam usia produktif, seharusnya dia tidak menggantungkan hidupnya dari belas kasihan orang alias pengemis. Masih banyak pekerjaan yang bisa dia dapatkan dengan postur tubuh seperti itu. Entah menjadi kuli panggul di pasar, tukang parkir, tukang ojek atau pekerjaan apapun yang penting halal dan bukan pengemis.



Sangat kontras dengan semangat bapak tua kuli angkut tadi. Sebagai manusia, kita harus tetap semangat dan tetap bekerja keras. Jangan biarkan usia mengalahkan kita.


Keep on fighting…!!!

Aug 9, 2009

Nggak ada yang lain lagi?

Bosen menatap butir-butir pil itu. Sudah berapa puluh butir pil harus kutelan selama dua minggu ini. Tapi aku ingin sembuh. Aku ingin kembali beraktifitas seperti dulu. Semoga Allah memberikan kesehatan.

Jul 7, 2009

Stop Complaining!

Hari ini terasa begitu berat, customer datang silih berganti. Sampai jam makan siangpun terpotong hanya demi melayani pelanggan. Sempat dalam hati berpikir, Ya Allah, berat sekali hari ini. Sounds pesimis banget.

Sore hari baru sempet buka YM. Baru bisa sedikit bernapas lega. And gw chat ma temen kampus.
Fajar : Kemaren kamu nggak masuk dan?
Danie : capek banget gw. Ampe musti kerokan neh.
Fajar : wah, oleh2 dari baron kemaren ya?
(note : hari minggu kemaren emang jalan ke Baron, restoran Seafood, setelah nonton Tansformer)
Danie : iya kali. capek kerja juga. jadi pengen resign trus istirahat.
tapi kontrak gw masih lama, masih 10 bulan lagi.
Fajar : santai aja. kita udah hidup selama 26 tahun aja terasa singkat kok.

Glekk... bener juga. Gw langsung dapat pencerahan. Iya juga ya. 25 tahun sudah gw hidup. Udah 25 kalender gw abisin. Tapi terasa begitu singkat hidup ini. Kadang sempet berpikir, apa yang udah gw capai selama 25 tahun ini?

Hidup ini indah. Dan hidup emang harus dinikmati. Karena setiap detik yang terlewati tidak akan pernah kembali lagi. Manfaatkan setiap detik untuk sesuatu yang berguna. And STOP COMPLAINING about your life.

Jun 12, 2009

Untuk kawan

Tak ada yang abadi di dunia ini

Selamat jalan kawan
Semoga engkau mendapat tempat terbaik disisi Allah


Untuk Deni Tisna Amijaya
(SD Sendangguwo 01 Semarang - SMU 2 Semarang)

Jun 8, 2009

Lombok Idjo

Ni acara udah lama banget. Tapi baru di post hari ini.

Gw and temen-temen kampus pengen makan-makan bareng ajah. Abis ujian Semester, sambil refreshing gitu deh. Akhirnya diputuskan Lombok Idjo sebagai tujuan kita. Letaknya di Jalan Gajahmada Semarang. Tempatnya lumayan asyik.


Kita cuman berenam. Me , Edwin, Sabar, Sofie, Mb Yenny dan Mb Fajar. Triana katanya nyusul gitu ma cowoknya. Boma nggak jadi ikutan, cos mendadak mesti ke Tegal. Kita berangkat bareng dari kampus, bawa motor sendiri-sendiri.



Sampai disana... Gila... Penuh banget. Nggak ada meja kosong. Tau gitu, buat reservasi dulu. Kita disuruh nunggu dulu sampai ada meja yang kosong. Dapat antrian nomor tiga pula. Ini mau makan atau mau ngantri berobat ya? Sabar...sabar... Nggak lama sih nunggunya.




Setelah dapet meja dan kursi, mulailah kita pesen. Tapi sayang, banyak menu yang nggak ada. Akhirnya semua cuman pesen ayam goreng dan sambal idjo, yang jadi ikon restoran ini. Sayur asem juga boleh tuh. Minumnya gw pilih jus semangka, yang lain pesen jus melon dan jeruk. Gw juga pesen kerupuk. Kerupuk, ngga boleh ketinggalan dalam menu gw. Harganya terjangkau. Tapi rasanya STANDAR banget. Ayam goreng cuma Rp 7.000, trus aneka jusnya dihargai Rp 5.000, nasi putih Rp 2.000. Nah ini yang lain dari restoran manapun. Sambal n lalapan ngga satu paket ma ayamnya, tapi ada harganya sendiri Rp 1.500. Nggak cuma sambale ijo aja yang tersedia, masih banyak pilihan sambal lain.





Yang penting kebersamaan kelas KAS08.2 Stekom.

Suharno II?

Uhh...sapa sih yang sms pagi-pagi? Berisik. Masih pagi neh. Harusnya kan gw bangun siang, secara ni hari Minggu gitu loh. Agak malas juga buka sms. Dengan mengumpulkan segenap nyawa, gw baca sms. Ternyata ada temen ngajak makan ke jimbaran. Dan dia udah sampai depan rumah. Uh...harusnya belum bangun nih, What!!! Kok nggak bilang-bilang dari kemaren. Hmm...Oke deh, gw siap-siap, cuci muka, gosok gigi, samber roti di meja makan trus cabut deh. Ssttt, nggak pake mandi loh. Nggak sempet sih. ^_^ No problemo yang penting wangi. And gw nggak sempet bawa my baby, which is my pocket camera. Nggak bawa duit. pula. Bodo amat, gw kan ditraktir.

Kita semua janjian di Pom bensin Banyumanik. Gw juga nggak tau siapa aja yang ikutan. Gw cuman di ajak temen. Tadi berangkat buru-buru, tenyata disana nunggunya lama banget. Bete. Males. Masih ngantuk. Tau gitu, gw mandi dulu tadi. Jam sepuluh baru berangkat.

Perjalanan Semarang – jimbaran biasa aja.

Sampai di sana, rombongan terpisah jadi dua. Sang ketua sibuk nelponin bala tentaranya. Entah lewat mana orang-orang itu. Nggak lama kemudian, bersatulah seluruh awak kru. Dan langsung serbuuuu…. Eit, tapi parkir motor yang rapi dulu.

Masuklah semuanya ke dalam restoran lesehan itu. Sang ketua memilih menu makan siang kita. Nasi putih, gurami bakar dan lalapan. Sayang nggak ada kerupuknya. Tapi ga papa, asyik juga kok. Nunggunya nggak terlalu lama sih. Sambil nunggu pesanan, ada bapak-bapak nawari sendal. Terjadilah tawar-menawar yang sengit, macam perang aja. Tapi sayang... nggak ada yang jadi beli. Katanya sih lebih murah di Simpang Lima. Belum rezeki bapak itu kali.

Begitu pesanan datang, langsung kita makan siang. Emang udah waktunya sih.

Hmmm… yummy… Sikaattttttt…….

Kenyang nih.

Leyeh-leyeh dulu sebelum pulang. yang muslim, pada sholat, yang lagi males ya cuman duduk-duduk. Yang lain, malah pada saweran buat ngundang pengamen. Lumayan juga tuh pengamen. Satu lagu Rp 2.000. Dan rombongan gw request 7 lagu. Seru juga. Kalo boleh dibilang, agak norak sih. Tapi gw suka ma temen-temen baru ini. Tau nggak lagu yang mereka request? Wali cari jodoh, menunggu-nya Ridho Roma, Sahara, pokoknya lagu-lagu gitu deh. Yang lain gw nggak tau lagunya. Gw kan suka Linkin Park and nggak gitu familiar dengan lagu dangdut. Meskipun dangdut is the music of my country. ^_^

Sesuatu yang gw lupain dari seluruh rangkaian acara ini. Gw nggak tau nama restorannya. Asal masuk sih, nggak liat kanan kiri. Ha...ha...ha... tapi pas pulang, baru gw tau kalo namanya SUHARNO II. Entah kenapa dinamain Suharno II. Emang sih ada Suharno I dan Suharno III, letaknya deketan gitu. Mungkin ada 3 orang dengan nama Suharno, dan mereka udah gambreng buat nentuin urutan Suharnonya. Nggak tau jg. Gw cuman ngarang.

Bisalah dijadiin rekomendasi. Harganya juga lumayan murah. Rp 35.000/kg gurame, its big enough, nasi Rp 6.000/bakul, bisalah untuk bertiga kalo makannya standar. Kalo luar biasa, satu bakul juga bakal kurang. Lalapannya berapa ya? Gw lupa tuh.


Sampai rumah? Tidurrrr lagi...... Zzzz...zzz..zzz...zzz



Note : nggak ada pic gw :'( My baby ketinggalan.