menubar

Oct 10, 2009

Kaliurang, Dingin.... Brrhhhhhh

Badan masih capek, pegal pun belum sepenuhnya hilang. But I have to go to Jogja. Again. Hanya berselang seminggu dari liburan ke Prambanan. Dan sekali lagi, ke Jogja naek motor. Huft.. where's my mind? Apa nggak sayang ma badan tuh? But, gimana lagi. Seru sih.


Liburan ke Jogja kali ini bersama kucingers, sebutan untuk member nasikucing.com. Forum komunitas online Semarangan.


Berangkat dari Semarang Sabtu pukul empat sore. Rencananya sih gitu. Sampai dibela-belain pulang dari kantor langsung menuju TKP pertama. Tempat berkumpul sesuai perjanjian. Dan yang lebih parah lagi, nggak sempet mandi. Hihihiii... gpp, yang penting wangi. My first rule in my life. Tapi tau nggak? Ternyata baru meninggalkan semarang setelah maghrib usai. Tau gitu, mending pulang dulu, mandi, tiduran bentar, isi perut dulu.

Bersepuluh, kami meluncur menuju Jogja. Dani (me), Tuyul, Irul, Widhi, Sepupu Widhi (maaf lupa namanya), Gambaz, Pete, Slams, Bustail, Hady. Lima motor melesat meninggalkan Semarang. Sempat hujan rintik-rintik membuat kami khawatir. Tapi alam berbaik hati. Hujan di malam Minggu pun tak terjadi.

Melakukan perjalanan di malam hari ternyata lebih mengasyikkan. Tak perlu merisaukan panas matahari, hanya membutuhkan pandangan extra. Suasana juga beda. Seru pokoknya. Di Magelang, kami berhenti sebentar untuk recharge energy. Semangkok soto sapi hangat dengan es jeruk plus krupuk. Lumayanlah.

Let's continue our trip. Sampai Kaliurang, langsung menuju villa yang udah dibooking sebelumnya. Suasana setelah hujan, menjadikan Kaliurang makin dingin dan kabut pun semakin tebal.





Begitu masuk, buka sepatu dan kaus kaki. Nyess... dingin langsung menjalar ke sunsum dan aliran darah (lebai dikit boleh dunk?). Langsung deh pilih kamar. Awalnya sih pilih yang tengah, tapi kok agak beda ya? Fengshuinya nggak bagus. Nggak jadi deh milih kamar itu. Untungnya dari sepuluh kucingers, hanya dua ceweknya. Jadi kita agak berkuasa. Para pria kan harus mengalah pada wanita. Girls' rules number one. Akhirnya ku pilih kamar paling belakang. Lebih nyaman.

Jadwal yang udah kususun malam itu. Sampai villa, rus tidur. Maklum, sepulang kerja belum sempat merebahkan punggung. Meskipun yang lain masih sibuk makan lagi, minum kopi, smsan, update status facebook, dsb. Ada yang liat acara TiVi tapi aku ingin segera bermimpi. Segera. Masuk kamar, kunci pintu (kok agak serem ya?), puter mp3 (suasana serem nggak berkurang), nggak lupa berdoa, tarik selimut dan zzz. Tapi...

Arrrgggggghhhhhh....berisik banget diluar sana. Nggak bisa bobok neh! Pada ngapain sih?

Keluar kamar sambil bawa selimut keluar. Duduk depan TiVi. Ternyata para pria itu asyik bermain kartu. Entah siapa yang bawa. Entah juga bagaimana peraturannya. Entah siapa juga pemenangnya. Sepertinya seru. Pengen ikutan, tapi mata udah nggak bisa kompromi. Balik tidur lagi aja deh. Masuk kamar, pintu dibiarkan terbuka, lampu tetap menyala, tarik selimut, dan hilang sudah kesadaranku malam itu.

Pagi hari menjelang. Aaargggggghhhhhh... suara apa lagi tuh? Berisik amat. Cek keluar kamar. Semuanya masih terlelap dengan mimpinya masing-masing. TiVi masih menyala. Mau tau suara apakah itu? Ternyata, suara dengkuran sang ketua acara ini. Om Irul. Busyet... makan apa om, kok sampai segitunya? (Maap om, membuka aibmu di blog ini ^_^v). Sempet terpikir buat sumpel mulutnya pake kaos kaki atau helm sekalian. Tapi niat jahat ini hanya ada di imanginasi sang penulis. Lanjut bobok lagi. Tanggung, masih setengah empat pagi. Hujan pula diluar sana. Back to my room. Hanya sekejap memejamkan mata, bunyi adzan udah terdengar. Sebenarnya males. tapi karena udah kewajiban, tetep harus dijalankan. Setelah sholat shubuh, nggak balik tidur lagi.

Bersemedi di depan Tivi, cari-cari acara seru hari minggu sambil nungguin doraemon. Dan menu sarapan pagi ini? Bubur ayam. What de f***. Do I have to eat that food. Yackk... sebenarnya jijik ma yang namanya bubur. Aku meyebutnya burphobia. Tapi daripada makan mie instan atau lebih parahnya kelaparan, ya terima aja deh. Buat ganjel perut. Ternyata tidak seburuk yang dibayangkan sebelumnya. Hehhee... mungkin setelah ini bisa lebih sering-sering mencoba makan bubur. Itung-itung terapi burphobia.

Plan for that day : Hutan Wisata Kaliurang dan Parang Tritis. Malioboro tetap jadi tujuan terakhir penghabisan uang saku.

Setelah menghabiskan bubur dengan terpaksa (pasang tampang meyakinkan, kalau aku suka bubur. Harusnya dapat award buat akting yang satu ini), mandi dulu ah. Kalau saja nggak ingat hari sebelumnya nggak mandi, pasti deh pagi itu rela nggak mandi. Dingin banget. Semarang kan nggak segitu dinginnya. Dengan niat baik dalam hati, mandi juga akhirnya. Bbrrhhhh.... Seger euy. Baru deh liat-liat keadaan sekitar villa sambil jadi potograper dadakan dengan kemampuan terbatas dan kamera apa adanya merk Mpix.






Ayookkk, berangakat ke hutan wisata kaliurang. Lagsung ke tujuan utama, air terjun. Meskipun di sepanjang perjalanan tetap bernarsis ria. Maklum, gerombolan para narsis. Agak kecewa begitu sampai di air terjun. Kok airnya dikit? Musim kering ya? Atau kerannya lupa digedein? ^_^ Tak apalah, toh masih banyak yang bisa dilihat. Dan kita pun nggak mati gaya. Terutama Gambaz. Gayanya sedikit bikin ilfil, tapi unik. Ketemu juga ma sobat lama yang bergelantungan bebas di pepohonan.







Balik ke villa yuk. Tapi cari makan dulu ya! Maklum, bubur tadi pagi cuma numpang lewat. Pilihan jatuh ke warung pinggir jalan. Nasi pecel dengan lauk tahu dan tempe bacem. Murah meriah.





Beres-beres, final check, dan berhasil check out menuju Paris.

Let's ride to PARIS, Parang Tritis






No comments:

Post a Comment

Teman-teman boleh meninggalkan apapun disini. Sekedar say "hello", komentar, jejak dan lainnya. Terimakasih. (Tapi jangan anonim ya, ntar bingung mao berkunjung kemana)