Aug 28, 2012

Rare Beast - Binatang Langka yang Membawa Petaka

Judul        : Rare Beast
Penulis      : Charles Odgen
Penerbit   : Matahati
Halaman   : 159 halaman










Edgar dan Ellen adalah sepasang anak kembar yang tinggal di sebuah rumah kecil, tinggi dan kelabu memberi kesan tidak terawat di daerah Nod’s Limb. Edgar dan Ellen terkenal karena kenakalannya. Setiap hari ada saja keisengan yang mereka lakukan. Kedua kembar ini berbeda dengan kebanyakan anak-anak di Nod’s Limb. Pada musim panas, mereka malah menghabiskan waktu bermain petak umpet di rumahnya. Tentu saja petak umpet in berbeda. Permainan akan berakhir jika salah satu sudah “menaklukan” yang lain setelah menemukannya, artinya mereka harus bergulat terlebih dahulu.

Jika sudah bosan saling menganggu dan menggoda, mereka akan mempermaikan Pet. Pet adalah biantang peliharaan Edgar dan Ellen. Pet tidak tampak seperti binatang lain. Tidak punya sisik atau bulu. Badannya hanya terdiri dari gulungan rambut panjang berwarna gelap mirip seperti rambut palsu usang dan kotor. Hanya memiliki satu mata berwarna kuning di atas tumpukan rambut itu. Bosan dengan permainan yang sama setiap hari membuat Edgar dan Ellen mencari ide lain. Namun, ide-ide mereka berdua memerlukan biaya dan uang unutk membeli peralatannya.

Suatu hari tanpa sengaja, Edgar dan Ellen melihat acara televisi yang membahas tentang binatang langka dan eksotis. Seketika, Edgar dan Ellen mendapat ide untuk berjualan binatang langka. Namun, darimana mereka berdua mendapatkan binatang langka tersebut? Berhasilkah mereka memperoleh banyak uang? Baca sampai tuntas ya! Akan diceritakan kenakalan yang dilakukan hingga akhirnya mereka mendapatkan akibat dari kenakalan itu. Sungguh, binatang langka yang membawa petaka.

Cerita si kembar yang super bandel ini mudah untuk dipahami. Cerita anak? Menurut saya tidak. Kenakalan yang tidak wajar untuk anak-anak berusia 12 tahun. Namun, tetap saja ada pelajaran yang bisa diambil di akhir buku. Setiap perbuatan akan mendapat balasan. Namun, jika anak-anak membaca buku ini, sebaiknya tetap didampingi orang tua.

Beberapa kutipan kenakalan Edgar dan Ellen.

“… Waktu kau sibuk dengan Nyonya Tukang Susu, aku ambil beberapa obat urus-urus – yang kau curi dari Heimertz – dari tasmu dan mencampurnya dengan segelas air. Obat itu membuat air keruh seperti susu dan cukup untuk membuat dia bolak-balik ke kamar mandi!”

**
Pak Crapple berjalan sambil menjaga keseimbangan, dan kakinya bergetar karena berat. Petuga pos itu berjalan dengan goyah ke kiri dank e kanang seraya tulang punggungnya berkertak tiap kali bergerak. Edgar memasukkan batu ke dalam tas Pak Crapple.

**
Dengan cepat Ellen mengikat Edgar yang berusaha melawan, lalu naik ke atas meja dan beridiri di atas badan Edgar. Dengan jelas Edgar bisa melihat benda yang dipegang kakaknya. Bandul tajam berbentuk setengah lingkaran di salah satu ujung tali emas. Edgar tahu benda itu; dialah yang merancang alat itu untuk memotong bendera-bendera partai politik selama masa kempanye di Nod’s Limbs. Ellen memegang tali bandul di atas adiknya lalu dia ayunkan pelan-pelan. Besi tajam berbentuk bulan sabit itu berayun dengan teratur. Ellen tersenyum sambil sedikit demi sedikit mengulurkan tali, membuat bandul itu turun beberapa sentimeter


 Rate: 2.5/5

Aug 11, 2012

Skripsi, Lulus, Revisi, Selesai :D

Lega rasanya begitu mendengar "Anda dinyatakan lulus".
Antara senang dan lega. Bersyukur, satu tahap telah terlewati. Sidang skripsi dilaksanakan Senin kemarin tanggal 6 Agustus 2012. Deg-degan pas memasuki ruangan. Tapi semua berjalan lancar. Alhamdulillah.

Sore itu, saya tidak sendirian. Ada dedek yang menemani ibuknya melalui semua itu. "Makasih ya dek".

Jumat kemarin, revisi sudah selesai. Beban di pundak serasa diangkat. Wah, bahagia sekali. Tinggal menikmasti libur lebaran dengan tanpa beban.

Lanjut S2? Nanti dulu deh, mau santai sejenak menunggu kelahiran dedek yang udah ditunggu-tunggu selama hampir setengah tahun.