Bismillahirrohmanirrohim.
Semoga saya tidak menagis ketika menulis post ini.
2022 diakhiri dengan kejadian yang menyesakkan. Ibu saya meninggal 27 November 2022. Dua minggu setelah pulang dari rumah sakit. Kondisinya sudah membaik. Saya pikir hanya butuh waktu untuk pemulihan karena memang faktor usia juga. Rabu, 23 November 2022 yang seharusnya kontrol paska rawat inap, ibuk menolak ke rumah sakit. Dipaksa dan dibujuk pun tidak mempan.
Minggu pagi, biasa saja. Tidak ada pertanda apapun. Saya masih sempat menemani anak-anak berenang sampai pukul 11.00 siang. Sepulang dari berenang, saya tiduran di samping ibuk, rasanya kangen banget. Kangen ingin tidur bareng ibuk. Tapi ibuk malah menyuruh saya keluar kamar dan bermain dengan anak-anak. Pukul setengah tiga, sebelum azan asar, ibuk muntah-muntah lagi. Muntahnya lebih parah dari biasanya. Seperti mengeluarkan semua isi perut. Sekembalinya saya dari membuang muntahan ibu, saya melihat ibu sudah berbaring di kasur. Bapak ada di sebelahnya sambil membaca surah Yasin. Lansung saya memangis. Saya melihat ibu menarik nafas panjang tiga kali. Setelah itu seperti tertidur. Secepat itu prosesnya. Hanya dalam hitungan detik. Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun.
Agak tidak percaya waktu itu. Tapi kembali ke kuasa Allah. "Sesungguhnya kami itu milik Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Allah SWT". Tidak pernah ada kata siap menghadapi kematian. Meskipun saya yakin, semua manusia akan ditinggal atau meningalkan.
Proses pemakaman berjalan lancar. Meski diirngi hujan, tetap banyak yang mengantar ibu ke pemakaman. Banyak yang ikut menyolatkan. Ibu pun terlihat cantik dan muda ketika wajahnya mulai ditutup kafan. Tunggu kami di surga ya buk. Terimakasih sudah menjadi ibu yang sempurna buat kami.
Lebaran tahun ini akan sangat berbeda tanpamu buk.
Bismillah, saya mau menulis dan menggambar lagi. Harus ikhlas dan semangat lagi. Dan saya menangis ketika menulis ini.