menubar

Mar 25, 2011

Macet [Mengumpat dan Bersyukur]

Sebel nggak sih kalau tiap hari terjebak macet? Udah bangun kesiangan, jalan macet, asap kendaraan makin hari makin tebal, panas. Hawane kemrungsung.Tiap jam berangkat kerja, dipastikan jalan raya dipenuhi mobil dan motor. Macet. Belum lagi kalau si komo lewat. Tambah parah deh macetnya.

Bagaimana dengan jam pulang kerja? Sama macetnya bukan? Meskipun nggak panas, nggak mikir telat, tetap saja jengkel. Apalagi kalau sudah mendengar azan magrib dan masih dijalan, hawane tambah kemrungsung. Pengen cepat sampai dirumah. Badan udah lengket, gerah, kadang juga lapar mendera.

Bagaimana jika kondisi hujan, berangin dan banjir? Hadehhhh….. :(

Awalnya jengkel, mengumpat dan menyalahkan pemerintah yang nggk bisa memberi solusi mengurangi kemacetan. Menyalahkan berbagai pihak yang memberi kemudahan kredit kendaraan bermotor yang menambah volume jalan raya. Dan tetap saja pemerintah yang salah, Macet kok dipiara. Dan sejuta kesalahan laen yang dilakukan pemerintah.

Tetapi mengumpat (meskipun dalam hati) saja bukanlah solusi. Hanya menambah sesak di hati. Daripada mengumpat dan meratapi nasib ibukota yang makin semrawut, coba kita lihat dari sisi lain.

Kita nggak pernah tahu apa yang bakal menimpa. Bisa saja, 5 menit didepan sana, ada pohon tumbang. Kita selamat karena macet. Dan kita sedang berada di tempat dan waktu yang tepat. Kasian juga yang ketimpa pohon.

Mungkin ada hal yang nggak pernah kita lakukan ketika kondisi jalan normal dan lancar. Seperti memperhatikan matahari sore yang berwarna oranye, indah banget. Atau memperhatikan kawanan burung yang pulang ke sarang di pepohonan tepi jalan. Kucing yang melarikan diri setelah mencuri kepala ikan. Bunga-bunga bermekaran dan warna warni di tepi jalan. Hal-hal kecil yang sering terlewatkan karena kesibukan rutinitas.

Terjebak macet, aku tetap bersyukur. Bersyukur, masih ada kesempatan menikmati matahari pagi. Bersyukur, masih ada kesempatan bekerja, menuntut ilmu dan bermanfaat. Dan bersyukur masih diberi kesempatan untuk memperbaiki hari kemarin. Daripada mengumpat, mending dinikmati saja, Alhamdulillah.

Besok bangun lebih pagi ya dan.:D

3 comments:

  1. hehehe... untung saya gak pernah mengalami macet...

    ReplyDelete
  2. dapur 12, hmmm ya begitulah.. ^_^
    mas odjie, beruntungnya nggak pernah kena macet.

    ReplyDelete

Teman-teman boleh meninggalkan apapun disini. Sekedar say "hello", komentar, jejak dan lainnya. Terimakasih. (Tapi jangan anonim ya, ntar bingung mao berkunjung kemana)