menubar

Dec 14, 2012

Tentang Kritik dan Saran

Sebelumnya, saya minta maaf jika ada kesamaan kisah dan merasa tersindir apalagi tersinggung.


Media Sosial Facebok. Update Status. “Mohon kritik dan sarannya untuk kemajuan bersama… bla…bla…bla…”. Post. Terbaca (secara sengaja atau tidak) oleh pengguna yang lain. Jika status di wall pribadi, mungkin hanya teman saja yang membacanya. Membaca sepintas, jika tidak terlalu kenal, ya dilewati dan berlalu begitu saja. Terlupakan. Jika status di tulis di sebuah grup, pastilah ada beberapa pasang mata yang membacanya. Soal komentar, jika memang perlu ya dikomentari, jika tidak ya cukup jadi silence reader.

Seseorang yang dengan berbesar hati menuliskan status tentang kritik dan saran ada baiknya menanggapi dengan bijaksana. Iya, memang benar, terkadang kritik itu terlalu pedas. Dan saran itu mungkin tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, apa yang kita pertimbangkan. 

Dari tanggapan tentang kritik dan saran yang menghampiri, tentulah sedikit banyak bisa terdeteksi karakter seseorang dalam bersikap. Meskipun terkadang bahasa tulisan menimbulkan banyak persepsi dan pemahaman. Level kebijaksanaan seseorang juga bisa dilihat dari tanggapan mengenai kritik san saran.

Menurut saya pribadi justru jika orang lain mengkritik dan memberi saran, berarti dia masih peduli dan mengharapkan orang tersebut menjadi manusia yang lebih baik. Kalaupun disampaikan dengan bahasa yang kasar, ya tetep diterima. Toh, nggak semua orang punya kemampuan merangkai kata menjadi kalimat indah sehigga kritikan mengena tapi tidak menyakitkan.

Status dihapus setelah mendapat banyak kritik pedas berbagai merk? Persepsi setiap individu akan berbeda dalam menilai sifat dan sikap Anda.

Jadi, jika Anda tidak siap menghadapi kritikan secara terbuka, lebih baik tidak membuat status permintaan kritik dan saran. Heheheee…. Malu dong jika terpaksa memperbarui status, "kritik dan saran mohon disampaikan secara pribadi dengan menemui saya".  What?????????????? 

Emosi membaca kritik pedas? Ya itu tergantung bagaimana Anda mencerna dan memikirkannya dan melihat kritik dari sudut pandang siapa. Jika ego masih mempimpin, jangan berharap dapat menerima kritik dan saran . 

Saya pribadi belum pernah meminta kritik dan saran secara terbuka di sosial media, karena saya belum siap. Masih meminta kritik dan saran  kepada keluarga dan sahabat dekat.

Mendung begini, ngemil kritik apa yang enak? Maicih, Kritik Setan atau Kritik Singkong original?

No comments:

Post a Comment

Teman-teman boleh meninggalkan apapun disini. Sekedar say "hello", komentar, jejak dan lainnya. Terimakasih. (Tapi jangan anonim ya, ntar bingung mao berkunjung kemana)