Oct 30, 2013

Saya Buruh Pabrik, Trus?

"Kerja dimana nduk”? Atau ada lagi, “Kerja di mana mbak?” Saya selalu menjawabnya “Kerja di pabrik Bu/Pak/Mbak/Mas.” Dan lucunya, kebanyakan dari mereka yang bertanya sedikit kasian atau merasa sedih mengetahui kalau saya kerja di pabrik. Terkadang ada juga yang berusaha menghibur, memberikan empati dan semangat.

Lha? Emang kenapa kalau saya kerja di pabrik? Wong nyatanya memang saya buruh pabrik. Tidak perlu merasa kasihan pada saya. Meski pabrik, gaji saya lumayan. Hehehee... Saya juga menikmatinya. Anggapan kerja di pabrik itu capek dan butuh tenaga. Ya iyalah, mana ada kerja yang nggak capek? Capek badan atau capek pikiran atau capek perasaan tetap saja capek. Tidur kelamaan juga capek. Beol kelamaan capek juga kan?

Jawaban 'kerja di pabrik' itu identik dengan bagian produksi. Jika mereka tidak bertanya lebih jauh ya saya nggak menjelaskan secara rinci. Meski posisi staff, tetap saja saya ini karyawan pabrik. Buruh juga. Yang membedakan hanya rutinitas pekerjaan dan tanggung jawabnya. Selebihnya sama. Sama-sama dibayar, sama-sama kena marah juga jika salah, sama-sama bawahan bukan pemilik perusahaan.

Tahun depan UMK Semarang naik berapa persen ya? Biar gaji saya juga ikutan naik. :D

Oct 16, 2013

Cerita Fio, Puree Buah dan Bubur Instan

Usia enam bulan, Fio sudah mendapat MPASI. Sebelumnya saya sudah browsing kesana kemari mencari referensi MPASI. Puree sayur dan buah menjadi rekomendasi utama. Saya pun mencoba memberikan macam-macam puree. Dan hasilnya.... Di luar dugaan. Fio tidak suka semuanya. Fio itu gampang bosen. Pemberian pertama, sedikit antusias. Pemberian kedua dan selanjutnya, ditolak. Sedih. Kalau dari hasil penelusuran, satu jenis puree sebaiknya diberikan dua hingga tiga hari untuk mengetahui kondisi bayi, menerima atau tidak, pupnya lancar atau tidak, timbul alergi atau tidak.
 
Pernah saya berikan puree pisang. Dari segi rasa, Fio suka. Tapi entah kenapa selalu saja muntah setelah makan pisang. Dan kejadian ini tidak hanya sekali dua kali, tapi lumayan sering. Akhirnya saya tidak pernah memberikan puree pisang lagi. Mungkin akan saya coba beberapa bulan lagi. Siapa tau lambungnya bisa menerima pisang. Pisang kan bagus buat kesehatan.
 
Puree apel, sama sekali tidak mau. Kalau dari hasil browsing, apel di kukus dahulu baru dibikin puree. Saya coba apelnya dulu, manis, maka saya buatlah si apel jadi puree. Pertama mencoba tidak mau. Ketika ada kesempatan dia membuka mulut dan meluncurlah puree apel ke dalam lambung, keluarlah semua isi lambung Fio. :( Sedih. Lambung Fio juga belum mau menerima puree apel. Kejadian ini berlaku juga untuk puree melon.
 
Air jeruk? Wah, yang ini Fio suka banget. Apalagi jeruk yang muuaaaaaniiiissss banget. Hampir-hampir nggak bisa berenti kalau sudah ketemu air jeruk. Air jeruk ini saya berikan tiap hari. Tidak harus jeruk baby, jeruk apapun asal manis. Air kacang ijo juga suka. Padahal kan nggak enak menurut saya. Air kacang ijo tanpa gula, tanpa garam, apalagi santan. Baguslah, ada yang Fio suka dan belum bosen.
 
Puree pepaya. Meskipun emaknya nggak terlalu suka pepaya, untunglah si anak doyan. Pepaya manis, dihaluskan, slurp..slurp... nikmat sekali. Sayangnya, hal ini nggak bertahan lama. Dua mingguan saja, Fio sudah mulai bosan. Padahal saya tidak memberikannya setiap hari loh.
 
Puree labu/waluh. Yang ini cuma sekali saja. Pemberian kedua di tolak mentah-mentah. Puree sayur, puree kentang, dan puree umbi-umbian belum pernah saya coba.
 
Saya juga mencoba memberikannya bubur bayi instan. Mana tau Fio suka. Seminggu pertama makan dengan lahap. Saya memberikan bubur instan merk Mil*a dan Cerel*c dengan variasi rasa, khawatir kalau Fio cepat bosan. Minggu-minggu selanjutnya, ampuuuuuuuun deh. Mulutnya rapat kalau ada sendok.
 
Mungkinkah saya yang mudah menyerah? Tapi saya sudah berusaha semaksimal saya bisa.
 
Tanggal 24 Oktober nanti, Fio genap berusia delapan bulan. Kemarin saya coba nasi lembek halus namun tidak sehalus bubur, masih ada tektur nasinya. Nasi hanya saya tambahkan kuah kaldu. Maklum baru percobaan pertama, belum ada variasi Wow... Fio makan lahap sekali. Mulutnya terbuka jika nasi di mulut telah habis. Senangnya hati emak Fio. Tadi pagi juga sempat liat Fio makan nasi kaldu. Amazing, Fio masih antusias. Kata embahnya (ibu saya) “Wah, Fio ki mang rak doyan bubur koyok mbokne”. Heheheeee... memang benar, saya tidak suka bubur. Saya tidak suka teksturnya di mulut. Dan tampilan bubur di mangkok pun juga tidak menggugah selera meski saya sedang lapar. Apa iya selama ini Fio tidak menyukai tekstur bubur seperti saya? Hmmm... bisa jadi bisa jadi.

Oct 1, 2013

[Iseng] Coretan Pensil #1

Seperti judulnya, tidak ada rencana, tidak ada konsep, tidak ada cerita, tidak ada desain, tak ada makna. Heheheee... dan saya juga tidak pandai menggambar. Hanya suka menggambar. Menggambar apa saja. Kadang juga tidak jelas apa yang digambar. Ini hanya sekedar coretan tangan saya. Bermodal hanya dengan pensil, penghapus dan kertas bekas. Mengalir begitu saja ketika pensil bersentuhan dengan kertas. Tidak bagus juga sih menurut saya. Tapi kok ya tetep dipamerkan :D