Usia enam bulan, Fio
sudah mendapat MPASI. Sebelumnya saya sudah browsing kesana kemari
mencari referensi MPASI. Puree sayur dan buah menjadi rekomendasi
utama. Saya pun mencoba memberikan macam-macam puree. Dan
hasilnya.... Di luar dugaan. Fio tidak suka semuanya. Fio itu gampang
bosen. Pemberian pertama, sedikit antusias. Pemberian kedua dan
selanjutnya, ditolak. Sedih. Kalau dari hasil penelusuran, satu jenis
puree sebaiknya diberikan dua hingga tiga hari untuk mengetahui
kondisi bayi, menerima atau tidak, pupnya lancar atau tidak, timbul
alergi atau tidak.
Pernah saya berikan puree
pisang. Dari segi rasa, Fio suka. Tapi entah kenapa selalu saja
muntah setelah makan pisang. Dan kejadian ini tidak hanya sekali dua
kali, tapi lumayan sering. Akhirnya saya tidak pernah memberikan
puree pisang lagi. Mungkin akan saya coba beberapa bulan lagi. Siapa
tau lambungnya bisa menerima pisang. Pisang kan bagus buat kesehatan.
Puree apel, sama sekali
tidak mau. Kalau dari hasil browsing, apel di kukus dahulu baru
dibikin puree. Saya coba apelnya dulu, manis, maka saya buatlah si
apel jadi puree. Pertama mencoba tidak mau. Ketika ada kesempatan dia
membuka mulut dan meluncurlah puree apel ke dalam lambung, keluarlah
semua isi lambung Fio. :( Sedih. Lambung Fio juga belum mau menerima
puree apel. Kejadian ini berlaku juga untuk puree melon.
Air jeruk? Wah, yang ini
Fio suka banget. Apalagi jeruk yang muuaaaaaniiiissss banget.
Hampir-hampir nggak bisa berenti kalau sudah ketemu air jeruk. Air
jeruk ini saya berikan tiap hari. Tidak harus jeruk baby, jeruk
apapun asal manis. Air kacang ijo juga suka. Padahal kan nggak enak
menurut saya. Air kacang ijo tanpa gula, tanpa garam, apalagi santan.
Baguslah, ada yang Fio suka dan belum bosen.
Puree pepaya. Meskipun
emaknya nggak terlalu suka pepaya, untunglah si anak doyan. Pepaya
manis, dihaluskan, slurp..slurp... nikmat sekali. Sayangnya, hal ini
nggak bertahan lama. Dua mingguan saja, Fio sudah mulai bosan.
Padahal saya tidak memberikannya setiap hari loh.
Puree labu/waluh. Yang
ini cuma sekali saja. Pemberian kedua di tolak mentah-mentah. Puree
sayur, puree kentang, dan puree umbi-umbian belum pernah saya coba.
Saya juga mencoba
memberikannya bubur bayi instan. Mana tau Fio suka. Seminggu pertama
makan dengan lahap. Saya memberikan bubur instan merk Mil*a dan
Cerel*c dengan variasi rasa, khawatir kalau Fio cepat bosan.
Minggu-minggu selanjutnya, ampuuuuuuuun deh. Mulutnya rapat kalau ada
sendok.
Mungkinkah saya yang
mudah menyerah? Tapi saya sudah berusaha semaksimal saya bisa.
Tanggal 24 Oktober nanti,
Fio genap berusia delapan bulan. Kemarin saya coba nasi lembek halus
namun tidak sehalus bubur, masih ada tektur nasinya. Nasi hanya saya
tambahkan kuah kaldu. Maklum baru percobaan pertama, belum ada
variasi Wow... Fio makan lahap sekali. Mulutnya terbuka jika nasi
di mulut telah habis. Senangnya hati emak Fio. Tadi pagi juga sempat
liat Fio makan nasi kaldu. Amazing, Fio masih antusias. Kata embahnya
(ibu saya) “Wah, Fio ki mang rak doyan bubur koyok mbokne”.
Heheheeee... memang benar, saya tidak suka bubur. Saya tidak suka
teksturnya di mulut. Dan tampilan bubur di mangkok pun juga tidak
menggugah selera meski saya sedang lapar. Apa iya selama ini Fio
tidak menyukai tekstur bubur seperti saya? Hmmm... bisa jadi bisa
jadi.