Kebetulan saya bekerja di sebuah
kawasan industri yang terkenal banjir. Baru tujuh bulan. Kalau musim
hujan ya banjir air hujan, kalau pas nggak musim hujan ya tetep
banjir karena rob. Jadi sepertinya saya sudah lumayan akrab dengan
banjir. Meski banjir, jalanan masih bisa dilalui kendaraan. Tapi
banjir hari ini kok lain. Semarang di guyur hujan dengan intensitas
yang lumayan besar.
Pagi tadi, seperti biasa saya melewati
Jalan Wolter Monginsidi. Bismillah, semoga nggak macet dan nggak
parah banjirnya. Sampai di Dong Biru, jalan lurus itu kok sepi.
Nggak ada kendaraan yang berani lewat. Jalan beraspal itu hancur
tergenang banjir dengan air berwarna coklat keruh, dalam. Lubang
besar dan curam terkesan seperti ranjau, bertebaran tidak beraturan.
Siap meminta korban yang sedang “beruntung”. Semua motor belok
kiri melewati jalur alternatif. Saya ikut saja meski belum tahu jalan
itu. Saya sih mikirnya, nih orang-orang pasti cari jalan keluar
menuju Kaligawe. Dan oh, ternyata. Jalannya banjir juga. Hampir
selutut. Beberapa motor berbalik arah, tapi banyak juga yang pantang
menyerah. Termasuk saya salah satunya. Antara nekat berani dan nekat
karena tidak tau. Doa tidak putus dilantunkan dalam hati agar selamat
baik motor maupun pengendaranya. Agak sedikit trauma dengan motor
mogok beberapa hari yang lalu.
Alhamdulillah, selamat sampai kantor.
Tidak mogok, tidak mendorong motor dan tidak telat. Berati tidak
dipotong gaji. Berangkat kerja hari ini, persiapan saya lebih baik
dari tempo lalu. Saya membawa celana ganti lengkap dengan dalemannya.
Saya tidak memakai sepatu, tapi memakai sendal jepit. Tidak perlu
pakai make up, toh nantinya juga luntur kena air hujan. Memakai helm
yang kacanya masih jernih jadi mata tidak pedas kena air hujan. :D
Nah, yang bikin bingung pulangnya nih.
Kalau berangkat modal nekat karena tidak tau, pulangnya tidak ada
nyali karena tahu. Genuk Wolter Monginsidi sudah tidak mungkin
dilalui. Padi Raya tambah tidak mungkin. Bisa-bisa nuntun motor lagi.
Dong Biru lagi, mungkin bisa. Karang Roto, ada yang bilang dalam, ada
yang bilang masih bisa dilalui motor dan tidak mogok. Sawah besar,
lewat Kaligawenya yang banjir. Masak iya harus lewat sayung muter
Mranggen? Jauh bow, dan yang pasti saya tidak tahu jalannya. :P
Bismillah, semoga nanti selamat sampai
di rumah. Ketemu Fio dan semuanya. Aamiin. No plan mau lewat mana,
ntar ngikut orang-orang sajah.
No comments:
Post a Comment
Teman-teman boleh meninggalkan apapun disini. Sekedar say "hello", komentar, jejak dan lainnya. Terimakasih. (Tapi jangan anonim ya, ntar bingung mao berkunjung kemana)