Beberapa
hari yang lalu ada rekan kerja bercerita kalau temannya maen ke kamar
kosnya dan tiduran. Bukan tiduran yang dipermasalahkan, tapi temannya
itu kutuan. Weleh (dengan gaya Bang Jarwo) hari ini kok kutuan.
Saya
jadi terimgat tragedi kutu rambut bertahun-tahun lalu. Waktu itu saya
masih merantau di suatu kota nun jauh disana. Suatu senja menjelang
malam, saya shock. Bulu kuduk merinding. Berasa dunia hancur
berkeping-keping. Antara percaya nggak percaya. Saya menemukan
sesosok binatang mungil nan imut di antara jemari
sisir malam itu. What??? Saya kutuan? Oh noooooooooo...
Iya,
saya lebay.
Dengan
panik saya menelpon (mungkin sms, saya lupa) teman. “Vi, tulung
tumbaske au**n.” Suara jauh dari seberang telepon membalas “Au**n
nggo opo?” Mungkin dia terheran-heran, karena di rumah kami tidak
ada nyamuk. Yang ini beneran, tidak ada nyamuk. Langsung kutimpali
dengan “Suk tak critani, pokoke tumbaske.”
Ketika
a**an sudah ada di tangan, tengah malam saya beraksi. Au**n saya
oleskan merata ke seluruh rambut. Kemudian saya tutup kepala dan
rambut dengan handuk. Saya biarkan hingga pagi tiba. Keramas. Bersih.
Bebas kutu. Merdeka!!!
Kenapa
nggak beli obat kutu rambut, misalkan pedi**x? Hehehe...harusnya
gitu. Alasan sih cuma satu. Malu. Masak iya, saya yang masih muda
cantik nan menggemaskan harus membeli obat kutu rambut. Apa kata
mbak-mbak penjualnya nanti. Kalau beli au**n kan wajar dan normal,
nyamuk dimana-mana. Nah, obat kutu rambut? Ya gitu deh.
Beberapa
hari kemudian, saya baru tahu kalau salah satu teman serumah emang
kutuan. Pantas saja saya kutuan. Hadeh... Untung si kutu belum sempat
beranak pinak. Jadi buat kamu-kamu yang punya kutu tapi malu beli
obat kutu, beli saja au**n atau sof**l. Sampai sekarang sih nggak ada efek samping kok.
Gambar saya pinjam dari sini.