Saya tuh mendambakan rumah mewah. Siapa
sih yang nggak pengen punya rumah mewah. Rumah mewah yang saya
inginkan bukan yang tinggi menjulang macem kastil dengan banyak kamar
dan taman indah itu. Bukan. Tapi mewah “mepet sawah”. Yup, sawah
yang ada padinya, ada rumputnya, ada airnya, ada belutnya juga
barangkali. Lebih seneng lagi kalau sawahnya itu sawah saya.
Heheheee...
Saya membayangkan menghirup aroma dedaunan
basah karena embun ketika membuka jendela pagi. Mendengarkan
kicauan burung liar mendendangkan pujian syukur pada Sang Illahi.
Menginjakkan kaki telanjang saya di galangan sawah berumput. Oh,
indah pemandangan. Jadi ingat lagu masa kecil.
“Memandang alam dari
atas bukit,
Sejauh pandang kulepaskan,
Sungai tampak berliku,
Sawah hijau membentang,
Bagai permadani di kaki langit,
Gunung menjulang,
Berpayung awan,
Oh indah pemandangan.”
Rumah idaman saya tidak
perlu besar, yang penting anak-anak punya kamarnya sendiri. Yang saya
inginkan pekarangan yang luas supaya hasrat berkebun saya
tersalurkan. Ingin menanam beragam buah. Selama ini saya memanfaatkan
samping rumah yang minimalis untuk bercocok tanam. Tentu saja tidak
bisa menanam bermacam pohon buah karena membutuhkan tempat yang luas
meskipun memakai sistem tabulampot.
Kalau bisa sih, ada sungai
kecil tidak jauh dari rumah. Sungai bersih dengan bebatuan yang
tertata indah secara alami. Kalaupun tidak ada, tak mengapa.
Saya ingin anak-anak saya
tumbuh dekat dengan alam. Setiap hari bisa mempelajari lingkungan
sekitar, tidak berkutat dengan gadget saja. Saya suka lihat
Petualangan Si Bolang. Anak-anak masih bermain dengan apa saja yang
telah disediakan alam untuk manusia. Meski sederhana, namun tetap ada
senyum dan tawa.
Sepertinya saya akan
bahagia. Hope My Dreams Come True. Sederhana saja bukan?
No comments:
Post a Comment
Teman-teman boleh meninggalkan apapun disini. Sekedar say "hello", komentar, jejak dan lainnya. Terimakasih. (Tapi jangan anonim ya, ntar bingung mao berkunjung kemana)