Apr 29, 2015

Received Postcard from USA - US-3333376

28 April 2015
 
Ada kartu pos datang lagi. Hurraaayyy.... Datangnya dari negeri Paman Sam, USA. Gambarnya sih bagus ya, sunset di Texas dengan latar belakang kincir angin. Tapi kartu pos ini agak lebih tipis dari yang pernah saya terima. Biasanya ketika yang menerima Fio, kartu posnya masih utuh, masih bagus. Nah, kali ini sudah agak kusut. Tapi tak mengapalah. Tetep suka kok. Tetep di disimpan dan dikoleksi setelah merayu Fio ^^,
 
Thank you Dave.

 

Apr 27, 2015

Bertanam Sayuran dengan Benih Seribuan - 1 Minggu

Masih ingat dengan benih sayur seribuan saya tempo hari? Saya menanamnya tanggal 17 April hari Sabtu. Saya menanam sembilan pot saja karena tanah pupuknya cuma beli sekarung. Setiap hari si calon tanaman dilimpahi kasih sayang. Alhamdulillah, tiga hari saja, si benih-benih itu mulai bertunas. Bahagia banget deh. Dan setelah seminggu, makin tinggi aja. Kacang panjangnya yang paling tinggi meskipun paling terakhir kelihatan tunasnya. Si terong ungu belum numbuh hingga hari ini. Hmmm... mungkin dia kurang bahagia, atau kurang piknik? Hehehee....
 
Benih ditanam 17 April 2015
 
Kalau seledri baru tumbuh hari Minggu sehari setelah sesi pemotretan mingguan. Oke, segitu saja reportase benih seribuan kali ini. Tunggu updatenya seminggu lagi ya.... Atau kalau saya males atau nggak sempat, ya sesempatnya ^^,
 
Tanaman umur seminggu, atas ke bawah : bayam hijau, kangkung, bayam merah, swai hijau, kacang panjang, selada, seledri, terong, terong ungu

Tanaman umur seminggu, kiri ke kanan : bayam hijau, terong, kacang panjang, kangkung, selada, sawi hijau, bayam merah

Apr 24, 2015

Received Postcard from Japan - JP 667872

23 April 2015
 
Kartu pos dari Jepang ini datang bersamaan dengan kartu pos dari Taiwan yang saya post sebelumnya. Senengnya jadi double deh.
 
Terimakasih ya Sekai.
 
Menjawab pertanyaan Sekai. Have I ever seen a ghost? Sepertinya saya pernah merasakan kehadiran makhluk dunia lain beberapa kali. Seringnya sih cuma lihat sekelebatan, tidak berwujud utuh layaknya manusia gitu. Apalagi di Batam dulu, sering bingit....
 
Beberapa hari yang lalu, belum lama sih. Waktu itu saya tiduran bareng Fio di kamar kakak, tirai terbuka. Jadi saya masih bisa melihat Bapak tidur di kasur depan TV. Nah, pas waktu itu saya merasa melihat seseorang berjalan dari depan menuju dapur. Siapa itu, pikir saya. Kalau ibu, kenapa jalannya secepat itu. Bapak masih tidur. Bapaknya Fio kerja. Trus siapa ya? Sempat saya cari ke dapur dan kamar mandi. Tidak ada seseorangpun. Jadi.... Entahlah.
 
Ya mungkin "dia" hanya lewat saja ya.
 


Received Postcard from Taiwan - TW 1579170

23 April 2015
 
Kemarin dapat kartu pos lagi setelah sekian lama nggak dapat. Seneng rasanya. Kartu posnya datang dari Taiwan. Gambarnya lucu dan ada blink-blink nya. Tapi sayang ya, saya nggak bisa baca tulisan mandarin. Sepertinya sih itu pesta rakyat. Mungkin lho ya :D
 
Terimakasih Jhajipi ^^,
 
Nggak sabar nunggu kartu pos-kartu pos selanjutnya.
 


Apr 20, 2015

Ibu yang Tak Sempat Saya Cium Tangannya

 
Tentang ibu mertua ya? Sering saya terlibat percakapan teman-teman di kantor tentang ibu mertua mereka. Banyakan yang nggak cocok nya sih yang di ceritakan. Saya tidak tahu harus berkomentar bagaimana, lha wong saya tidak mengalaminya sendiri.
 
Saya menikah dengan seorang pria, Dimetrius Dessy Rooseno, pada tanggal 19 November 2011 lalu. Usia pernikahan kami sudah memasuki tahun ke empat. Dari pernikahan ini, kami baru dikaruniai seorang anak perempuan yang cantik.

Ibu mertua, ibu dari suami sudah meninggal bahkan sebelum kami bertemu dan jatuh cinta. Saya mengenalnya hanya dari foto dan cerita-ceirta suami dan ibu saya. IYa,ibu saya pernah bertetanggga dengan mertua.

Jadi ternyata saya dan suami itu dulunya bertetangga. Iya beneran. Dan baru tahu ketika keluarga suami (dulu masih calon) datang ke rumah untuk berkenalan. Nggak nyangka juga sih. Malah berasa kayak reuni gitu. Saya juga jadi tahu kalau dulu, om saya sempat naksir sama kakak suami. Hehehee...

Jadi begini. Rumah kontrakan suami dan rumah keluarga ibu saya itu berdekatan, hanya berjarak beberapa rumah saja. Pada suatu hari, ibu saya pindah rumah mengikuti suaminya (bapak saya) sedangkan keluarga suami juga pindah ke rumah sendiri, tidak lagi ngontrak. Maka hubungan pertetanggaan hanya sampai saat itu saja. Saya masih batita, dan suami masih SD. Waktu berlalu. Tahun demi tahun berganti. Dan akhirnya takdir mempertemukan kami. Saya dan Dimetrius.

Dari cerita ibu saya, ibu Dahyatun (mertua) itu sosok yang lembut dan rapi penampilannya. Cenderung pendiam dan tidak suka bergosip sana-sini.

Kata suami saya, ibu itu pendiam dan rajin ibadahnya. Tiap malam selalu sholat tahajud dan mengaji. Tidak banyak bicara, namun menenangkan. Hanya kepada ibu, suami saya bisa menurut. Hanya ibu yang bisa menenangkannya. Hanya ibu yang memahami keadaannya. Ibu juga pinter menjahit loh kata suami saya. Wah? Benarkah? Seandainya saya sempat bertemu beliau, pasti deh kita bisa jadi rekan menjahit yang seru. Saya ingin diajari menjahit berbagai model baju. Ingin diajari berbagai jenis jahitan. Ingin juga diturunkan ilmu menjahit rapinya.

Ibu yang tak sempat saya cium tangannya sekarang sudah di sisi Allah SWT. Semoga ditempatkan di tempat terbaik dan diampuni dosanya. Aamiin. Al Fatihah...

Terimakasih telah mendidik Dimetrius hingga menjadi sosok yang sekarang ini. Sosok bapak yang menyayangi keluarga.


Apr 16, 2015

Coretan Pensil #11

Post kali ini tidak ada hubungannya dengan kegiatan bertukar kartu pos saya. Namun tetep saya kasih label postcrossing. Hehehe... hanya karena ada tulisan postcrossing di gambarnya. Nggak papa kan ya?
 
Postcrossing dan drawing. Ya begitulah kalau disatukan menurut versi saya.

 

Apr 15, 2015

Wallpaper di Bulan April 2015

Wallpaper saya di kantor bulan ini adalah gambar harimau. Nggak imut juga sih hanya matanya penuh misteri. Entah apa yang sedang dipikirkannya ketika gambar di ambil. Entahlah. Saya lupa sumbernya dari mana. Seingat saya, saya mencari di google image dengan keyword free animal wallpaper.

 

Apr 14, 2015

Benih Sayuran Rp 1.000/Bungkus

Ah, saya tegoda lagi untuk berkebun. Pekarangan kecil di samping rumah sudah teramat tak terurus, hanya sesekali saja di cabuti rumputnya. Itu pun kalau saya sedang tidak malas. Kadang Fio juga saya libatkan. Entah kenapa saya ingin berkebun lagi. Katanya berkebun juga bisa membakar kalori yang lumayan. Heheheee.... Pas saya search di Pinterest dengan kata kunci "small space gardening", saya menemukan kebun-kebun sayur cantik. Coba deh lihat ini, ini, ini dan masih banyak lagi. Seru kan ya kalau masak dari hasil kebun sendiri. Pasti sehat karena tanpa pestisida dan insektisida.
 
Trus langsung deh beli benih sayurannya di sini. Cepet bingit. Pesen, transfer, konfirmasi, besoknya langsung dikirim. Jumat benih dikirim, Senin sudah sampai di rumah saya. Dan harganya? Cuma seribuan... Dapat bonus dua bungkus.
 
Oke, tunggu up date kebun kecil saya ya. Semoga tumbuh subur...bur...bur....


Kebun jagung yang di belakang Fio bukan punya saya :D

Ini dia penampakan 22 bungkus benih sayurnya

Apr 9, 2015

Coretan Pensil Dibuang Sayang

 
Sebenernya saya nggak terlalu suka dengan gambar yang ini. Entah kenapa saya nggak suka. Pokoknya nggak suka aja. Tapi daripada cuma ngendon di draft berbulan-bulan, mending di share aja.
 
Lumayan daripada nggak update blog. Etapi kalau isinya hanya kayak gini ya mending nggak usah aja kali ya. Ah tapi udah terlanjur di post ^_^
 
Selamat hari Kamis :D
 
 

Apr 2, 2015

Alhamdulillah Masih Bisa Makan

Hidup itu harus dinikmati. Saya setuju. Salah satu kenikmatan duniawi adalah merasakan makanan enak. Hidup untuk makan itu yang saya tidak setuju.
 
Dulu, saya termasuk golongan picky eater. Tidak semua sayur saya suka. Kalau pun boleh, saya tidak akan makan sayur. Saya makan sayur karena dipaksa dan terpaksa. Dulu, saya juga nggak akan makan kalau makanannya tidak enak. Makanan enak menurut saya ya daging-dagingan dan hasil laut yang diolah sesuai selera saya.
 
Sekarang, saya makan segala jenis makanan. Biar lebih sehat. Segala sayur saya makan. Segala buah juga masuk. Daging pun masih oke. Ikan nggak nolak. Sea food suka banget. Tapi tetep porsinya seimbang, inget umur aja sih.
 
Saya menjadi pemakan segala setelah merasakan kerja pertama kali dan langsung marantau. Saya masih ingat hari pertama membuka mata di perantauan. Hari itu hari Minggu. Biasanya ketika membuka mata dan membuka tudung saji, ibu sudah menyediakan sarapan dan cemilan. Oh, bahagianya. Nah, saya sadar, saya tidak di rumah lagi. Saya harus mencari (membeli) sendiri atau setidaknya membuat sendiri sarapan saya. Hhuaawaaaaa.... sedih banget. Saya nangis loh. Beneran, saya nangis. Nangis menghadapi kenyataan yang nggak seindah bayangan. Tapi hidup harus lanjut kan? Oke... karena kejadian itu, saya jadi mandiri dan lebih menghargai makanan. Saya mulai berusaha menyukai segala jenis makanan. Mulai mesyukuri makanan yang saya makan. Saya sadar untuk sekedar bisa makan harus kerja keras. Kalau mau makan enak, kerja lebih keras lagi. Jangan lupa berdoa juga agar rezeki lancar dan berkah.
 
Soal bisa "menerima" makanan meski nggak enak pun perlu perjuangan. Perlu men-sugesti otak. Mensugesti otak agar senantiasa bersyukur. Tidak serta merta dengan bersyukur, rasa makanan langsung jadi enak loh. Heheehee.... Tapi setidaknya, dengan bersyukur, tidak terlalu tertekan memakan makanan itu. Alhamdulillah masih bisa makan hari ini. Masih ada rezeki untuk saya hari ini. Banyak orang-orang di luar sana yang untuk bisa makan nasi garam saja susahnya setengah hidup. Saya yang bisa makan nasi dan lauknya milih, kok nggak bersyukur. Saya nggak boleh mengeluh. Mengeluh itu nggak baik buat perkembangan hati dan otak. Mengeluh itu hanya akan menambah beban hidup.
 
Dan bagi saya sekarang, hidup nggak melulu soal makan enak. Makan itu ya yang menyehatkan, nggak sekedar menuruti nafsu. Sesekali memanjakan lidah juga nggak dilarang sih.
 
Mari hunting makanan enak. Tetep. Enak kan relatif to?
 
Alhamdulillah masih bisa makan hari ini.
Ditulis karena sedang bosen dengan makanan kantin di tempat kerja. Bosen menunya itu-itu saja. Rasanya juga gitu-gitu saja. Daripada mengeluh mending bersyukur dan menulis. Nggak bawa bekal dari rumah dan malas keluar kantor. Jadi ya terima apa adanya deh ^_^