Hidup itu harus dinikmati. Saya setuju.
Salah satu kenikmatan duniawi adalah merasakan makanan enak. Hidup untuk makan itu
yang saya tidak setuju.
Dulu, saya termasuk golongan picky
eater. Tidak semua sayur saya suka. Kalau pun boleh, saya tidak
akan makan sayur. Saya makan sayur karena dipaksa dan terpaksa. Dulu,
saya juga nggak akan makan kalau makanannya tidak enak. Makanan enak
menurut saya ya daging-dagingan dan hasil laut yang diolah sesuai selera saya.
Sekarang, saya makan segala jenis
makanan. Biar lebih sehat. Segala sayur saya makan. Segala buah juga masuk. Daging pun
masih oke. Ikan nggak nolak. Sea food suka banget. Tapi tetep
porsinya seimbang, inget umur aja sih.
Saya menjadi pemakan segala setelah
merasakan kerja pertama kali dan langsung marantau. Saya masih ingat
hari pertama membuka mata di perantauan. Hari itu hari Minggu.
Biasanya ketika membuka mata dan membuka tudung saji, ibu sudah
menyediakan sarapan dan cemilan. Oh, bahagianya. Nah, saya sadar,
saya tidak di rumah lagi. Saya harus mencari (membeli) sendiri atau
setidaknya membuat sendiri sarapan saya. Hhuaawaaaaa.... sedih
banget. Saya nangis loh. Beneran, saya nangis. Nangis menghadapi
kenyataan yang nggak seindah bayangan. Tapi hidup harus lanjut kan?
Oke... karena kejadian itu, saya jadi mandiri dan lebih menghargai
makanan. Saya mulai berusaha menyukai segala jenis makanan. Mulai
mesyukuri makanan yang saya makan. Saya sadar untuk sekedar bisa
makan harus kerja keras. Kalau mau makan enak, kerja lebih keras
lagi. Jangan lupa berdoa juga agar rezeki lancar dan berkah.
Soal bisa "menerima" makanan meski nggak
enak pun perlu perjuangan. Perlu men-sugesti otak. Mensugesti
otak agar senantiasa bersyukur. Tidak serta merta dengan bersyukur,
rasa makanan langsung jadi enak loh. Heheehee.... Tapi setidaknya, dengan
bersyukur, tidak terlalu tertekan memakan makanan itu. Alhamdulillah masih bisa makan hari ini. Masih ada rezeki untuk saya hari ini. Banyak orang-orang di luar
sana yang untuk bisa makan nasi garam saja susahnya setengah hidup.
Saya yang bisa makan nasi dan lauknya milih, kok nggak bersyukur. Saya nggak boleh mengeluh. Mengeluh itu nggak baik buat perkembangan hati dan otak. Mengeluh itu hanya akan menambah beban hidup.
Dan bagi saya sekarang, hidup nggak
melulu soal makan enak. Makan itu ya yang menyehatkan, nggak sekedar menuruti nafsu.
Sesekali memanjakan lidah juga nggak dilarang sih.
Mari hunting makanan enak. Tetep. Enak
kan relatif to?
Alhamdulillah masih bisa makan hari ini.
Ditulis karena sedang bosen dengan makanan kantin di tempat kerja. Bosen menunya itu-itu saja. Rasanya juga gitu-gitu saja. Daripada mengeluh mending bersyukur dan menulis. Nggak bawa bekal dari rumah dan malas keluar kantor. Jadi ya terima apa adanya deh ^_^