Ada banyak versi mengenai Solo Batik Carnival, dan ini dari versi saya.
Perjalanan panjang dimulai pada siang hari pukul 12.45. Saya berangkat berdua saja menuju Solo. dan partner saya kali ini adalah seseorang yang kelak jadi partner hidup saya selamanya. :">
Rencana awal, kami akan naik bus damri jurusan pucang gading - ungaran. Ceritanya sih pengen jadi backpacker gitu deh. Nyari angkot yang murah. Satu jam berlalu, nggak ada yang lewat. Panas, lelah dan sedikit nggonduk nungguin bus itu. Karena hampir dua jam, damri itu nggak lewat, akhirnya kami memutuskan untuk naik taksi saja, dan tentunya dengan ongkos sepuluh kali lipat dari tarif damri. Backpacker yang gagal. :D
Pukul 15.12 kami baru saja naik bus patas Semarang Solo. Awalnya hendak naik bus ekonomi, lagi-lagi pengen jadi backpacker. Tapi dengan beberapa pertimbangan, akhirnya naik patas AC saja. Dingin, bebas pengamen dan bebas pedagang. Beda tarifnya hanya lima ribu, tarif Patas 20.000 rupiah. Sampai di terminal Solo pukul 18.45, karena bus berjalan sangat lambat dan kena macet juga.
Sampai di terminal, kami pun tidak tahu akses menuju lokasi carnival, yang kami tahu hanya nama jalannya. Setelah bertanya pada petugas retribusi terminal, kami disarankan untuk naik ojeg. Tarif ojeg dari terminal ke balai kota 15.000 rupiah. Pukul 19.30 an kami sampai di balai kota, dan warga Solo yang berkumpul di spot itu masih sedikit.
Lama kami menunggu datangngya carnival hingga pukul 20.00 sambil ngemil. Karena tidak sabar, akhirnya kami menyusuri jalan Slamet Riyadi, dan memutuskan berhenti di depan Prudential. Lumayan jauh sih. Wuih, disini banyak banget penontonnya. Menunggu lagi, akhirnya rombongan carnival pun lewat pada pukul 21.00. Dan saya beruntung, bisa berada di barisan depan. Tapi ada satu hal yang bikin sebel. Ada sepasang suami istri nyerobot dan masuk ke barisan depan tanpa merhatiin orang lain. Dan dengan santai si ibu itu bilang "Permisi, mau liat dan mau foto". Spontan saja saya jawab "Semua juga mau liat bu, semua juga mau foto", dan kalimat ini diiyakan banyak orang yang merasa terganggu dengan ulah si ibu itu.
Rombongan carnival satu persatu mendekat ke arah kami. Foto sana foto sini dengan poket kamera mpix 7mp dan kamera sony erricson K770i. Ah, seandainya saya punya kamera dengan lensa yang panjang-panjang itu, tentu hasilnya akan lebih bagus. Ngiler liat kamera para potografer. Carnivanya seru. Kostumnya bagus-bagus. Jadi pengen ikutan sebagai peserta tahun depan. Hahahaa.... Tapi nggak bisa ngebayangin berjalan sepanjang 4 kilometer dengan sanggul dan hiasan kepala super berat. Belum lagi ditambah kostumnya yang juga nggak kalah berat. Salut buat pesertanya, apalagi yang masih kecil-kecil.
Solo Batik Carnival tahun ini mengambil tema Keajaiban Legenda. Ada empat kelompok yang ditampilkan, Ande-ande Lumut, Kencana Wungu, Ratu Pantai Selatan dan Roro Jonggrang. Kurang lebih satu setengah jam rombongan carnival menghibur kami. Lelah dan letih sudah nampak di wajah para peserta tapi tetap tersenyum. Indahnya.
SBC juga dimeriahkan oleh Puteri Indonesia 2010 dan beberapa putri pemenang lainnya. Pokokmen apik lah.
Pukul 22.30 kami mampir ke warung nasi padang di depan Prudential, murah dan kenyang. Pukul sebelas kami melanjutkan perjalanan pulang setelah bertanya (lagi) pada seorang pria yang duduk di depan warung itu. Dia bilang untuk nyari bus, jalan lurus saja ke arah Kerten. Dia bilang kalau jaraknya hanya satu kilometer. Karena cuma satu kilometer, kami memutuskan berjalan kaki. Kapan lagi bisa menikmati malam di Solo dengan jalan kaki. Lagi-lagi ingin sok-sokan jadi backpacker. Dan ternyata... itu lebih dari sekedar satu kilometer, mungkin dua, tiga, empat kilometer, mungkin juga lebih. Satu jam kami berjalan, dan Kerten itu belum nampak juga.
Saya tidak mampu berjalan lagi. Kami memutuskan untuk naik becak. Balai Kota - Kerten, dua pertiganya kami lewati dengan berjalan kaki dan sepertiganya dengan naik becak. Wow! Pukul 01.13 dini hari baru ada bus jurusan Solo Semarang yang lewat. Ah lega, akhirnya pulang ke Semarang. Dan bus melaju dengan cepat. Pukul 03.17, kami sudah sampai di Banyumanik. Tapi tidak ada angkot maupun taksi yang lewat. Sempat muncul niat untuk numpang truk sayur. Dohhh... Dingin, lelah, sedikit takut bercampur dalam hati. Ditambah lagi ada sebuah motor yang menabrak trotoar tidak jauh dari tempat kami berdiri. Sempurna.
Pukul 04.00 pagi, akhirnya ada satu angkot yang lewat. Alhamdulillah, bisa pulang. Perjalanan dilanjutkan dengan naik ojeg sampai rumah. Pukul 04.15, azan subuh berkumandang, lansung ambil wudhu, sholat dan tidur.
Perjalanan yang melelahkan, tapi seru. Kami gagal jadi backpacker sejati.
Sayangku, kapan kita jalan-jalan lagi? :D
rep melu tahun depan ndug,jauk sengkleh gulu mu po :D
ReplyDeletetapi sepertinya seru. :D
ReplyDeletekalau saja ketemu saya, saya org solo lho.. :)
ReplyDeletemumpung kemaren ke solo kudunya juga harus nyobain wiskulnya doong..
enak enak lhooo :D
Iya, pengennya gitu, tapi nggak sempet.
ReplyDeleteSemoga lain kali bisa kembali dan wiskul ke Solo.
laen kali ne kpn kui
ReplyDelete