Jul 8, 2011

[Motivasi] Tukang Gembok dan Muridnya

Alkisah, seorang ahli kunci yang sangat termashyur bermaksud mewariskan satu ilmu tertinggi dalam dunia perkuncian. Ahli kunci itu memiliki dua murid yang sama-sama pandai. Beberapa tahun dididik, keduanya sudah mahir dan menguasai semua teknik membuka segala jenis gembok. Hanya saja ilmu tertinggi harus diwariskan kepada satu orang yang benar-benar memenuhi kriteria. Untuk menentukan pewaris ilmunya, si ahli kunci mengadakan ujian untuk kedua muridnya.

Maka disiapkannya dua peti yang digembok rapat dan didalamnya diisi datu bungkusan barang berharga. Kedua peti ditempatkan di kamar yang berbeda namun bersebelahan. Kedua murid diberikan tugas yang sama yaitu membuka gembok peti tersebut.

Tidak lama kemudian, murid yang pertama keluar lebih dulu dan tampak berhasil menyelesaikan tugasnya. Sang guru pun berkata “Bagus… kau berhasil. Apa isi peti itu?” Dengan rasa percaya diri dan perasaan penuh kemenangan, murid pertama menajwab “Di dalam peti ada sebuah bungkusan. Dan didalam bungkusan ada sebuah permata yang berkilauan. Indah sekali.”

Mendengar jawaban yang polos itu, sang guru tersenyum. Ia segera menoleh kepada murid kedua yang baru saja keluar dari kamar yang satu lagi. Ia langsung menanyakan hal yang sama. “Bagus… kau juga berhasil. Apa isi peti itu?” Mengetahui dirinya kalah cepat dalam membuka gembok, dia hanya menjawab dengan pelan, “Saya hanya membuka gembok peti itu, lalu keluar. Saya tidak membuka petinya, apalagi melihat isinya.”

Mendengar jawaban itu, sang ahli kunci tersenyum puas. “Baiklah, berdasarkan ujian tadi, maka kau murid kedua… kaulah pemenangnya. Engkaulah yang akan mewarisi ilmu tertinggi dalam dunia perkuncian yang aku miliki.”

Keputusan itu membuat murid pertama kaget. Mendengar ungkapan kekecewaan muridnya, sang ahli kunci tersenyum bijak. “Murid-muridku, dengarlah…. Profesi kita adalah tukang kunci dan tugas kita adalah membantu orang membuka gembok yang kuncinya hilang atau rusak. Jika gembok sudah terbuka, maka tugas kita selesai. Kalau kita ingin melihat isinya, itu berarti melanggar kode etik kita sebagai tukang kunci. Tidak peduli apapun pekerjaan kita, moral dan etika professional harus dijunjung tinggi. Tanpa moral dan etika, maka seorang ahli kunci bisa dengan mudah beralih profesi menjadi seorang pencuri. Kalian mengerti?”

Mendengar hal itu, murid pertama mengangguk-anggukan kepala. Dia menyadari dimana letak kesalahannya. Walaupun kecewa karena dirinya tidak bisa menjadi pewaris ilmu tertinggi sang guru, ia merasa mendapatkan ilmu yang sangat berharga. Ilmu mengenai moral dan etika professional.

**

Jika kita tidak bisa mengendalikan godaan pikiran negative, kita bisa terjerumus dalam pelanggaran-pelanggaran, yang akibatnya bisa sangat fatal pada karir dan masa depan. Kalau kita dapat menjalankan etika dan moralitas secara sinergis dalam profesi kita, maka akan terbangun sifat dapat dipercaya. Trust adalah mata uang yang berlaku dimana-mana. Bahkan trust adalah daya ungkit yang bisa menjadi pemacu karir maupun kesuksesan kita sebagai seorang professional.

Andrie Wongso, 16 Wisdom & Succes Classical Motivatin Stories 2, Hal. 133-136

No comments:

Post a Comment

Teman-teman boleh meninggalkan apapun disini. Sekedar say "hello", komentar, jejak dan lainnya. Terimakasih. (Tapi jangan anonim ya, ntar bingung mao berkunjung kemana)