Dec 23, 2011

[Origami] #5 Snowflake

Kemarin saya menemukan origami snowflake lucu karya Dennis Walker di youtube. Iseng, saya membuatnya. Dan seperti biasa saya menggunakan kertas koran, karena ini hanya percobaan. Hemat dan sedikit memanfaatkan koran bekas. Lagian, saya juga belum tahu mau diapakan origami ini. Jadi, kertas koran nggak masalah. :D

Ini dia hasilnya.




Karena menjelang tahun baru, mungkin origami ini bisa dijadikan inspirasi untuk hiasan. Dibuat dengan kertas warna-warni jadi lebih bagus.

Dec 20, 2011

[Menikah] 20-11-2011

SAH!!!

Alhamdulillah, saya resmi menjadi seorang istri dari Demitrius Dessy Rooseno tepat pada malam Minggu 19 November 2011.
 
Persiapan pernikahan itu membuat saya dan Demitri sempat stres. Pernikahan merupakan komitmen sekali seumur hidup. Titik dimana saya berkomitmen dengan satu pria. Mencintainya, menyayanginya, berbakti padanya, melahirkan anak-anaknya. Kami tidak mengadakan pesta besar, hanya sebuah syukuran sederhana. Kami ingin membagi kebahagiaan ini bersama keluarga, sahabat, teman dan rekan. Alhamdulillah semuanya lancar. Kekurangan di sana-sini masih dalam batas wajar.


Rencana awal, kami memilih 20-11-2011 sebagai hari pernikahan kami. Akad nikah dan syukuran dilakukan dalam satu hari. Akad nikah di pagi hari dan syukuran di siang hari. Tetapi itu hanya sebatas rencana. Ternyata pada tanggal itu, KUA sudah full booked. Kami kalah cepat meskipun sudah memesean tiga bulan sebelum hari H. Kami mendapat jadwal pukul 13.00 siang (20-11-2011). Setelah menimbang berbagai alasan, akhirnya diputuskan bahwa akad nikah dilaksanakan sehari sebelumnya yaitu tanggal 19 November 2011 dan syukuran dilaksanakan tanggal 20-11-2011.

Dulu saya pernah bermimpi menikah di tanggal cantik. Cantik yang saya inginkan bukan 11-11-11 (11 November 2011), tetapi 20-11-2011. Keinginan ini muncul jauh sebelum saya mengenal Demitri. Saya ingin menikah pada tanggal 20-09-2009 atau 20-10-2010 atau 20-11-2011 atau 20-12-2012. Jika setelah 2012 terlewati dan saya belum menikah, mungkin tanggal cantik menurut versi saya akan berubah. Allah sudah menulis takdir saya, menikah di tahun 2011 bulan November tanggal 19, bukan tanggal 20 seperti yang saya mau. :D

Rasa deg-degan tergambar jelas di wajah saya ketika Demitri mengucapkan ijab kabul. Begitu saksi berkata "SAH" seketika itu juga "PLONG" rasanya. Alhamdulillah. Lega.

 
Semoga pernikahan ini membawa berkah, menjadikan kami keluarga sakinah, mawadah warohmah, bahagia dunia akhirat. Semoga pernikahan ini memberkati kami dengan anak-anak soleh dan solehah. Dan semoga cinta kami langgeng hingga maut memisahkan kelak.

Dan yang membuat saya lebih bersyukur, hujan tidak turun di hari pernikahan saya. Saya sempat khawatir karena November adalah musim hujan. Doa dan permintaan saya dikabulkan. Allah menghendaki Semarang panas di hari Sabtu dan Minggu. Padahal seminggu sebelum dan seminggu sedudahnya, hujan turun terus menerus. Bahkan sungai di pinggir rumah saya sempat meluap airnya. Terima kasih Gusti Allah, Engkau memang menyayangi hambaMu ini.

Terimakasih kepada semua pihak yang membantu. Terimakasih juga untuk kedatangannya, doa dan harapan baik untuk kami. :)

Dec 8, 2011

Kesadaran Berlalu Lintas




Dari tahun ke tahun, jumlah kendaraan bermotor di Indonesia semakin bertambah. Jumlah kendaraan bermotor berbanding lurus dengan pemakai kendaraan bermotor. Hal ini terjadi karena semakin mudahnya masyarakat mendapatkannya. Hanya dengan uang muka lima ratus ribuan saja, dengan segera kendaraan bermotor bisa kita miliki. Angsurannyan pun semakin ringan.
Indonesia menempati urutan ke pertama di ASEAN dalam hal pemakaian kendaraan bermotor. Jalanan didominasi sepeda motor. Lihat saja di sekeliling kita, satu keluarga bisa memiliki tiga sampai lima unit kendaraan bermotor. Jadi, satu anggota keluarga memiliki satu unit motor. Kadang termasuk anggota keluarganya yang masih dibawah umur.

Anak setingkat sekolah dasar sekarang sudah banyak yang belajar dan atau sengaja diajari mengendarai sepeda motor. Jaman memang sudah berubah. Dulu, anak-anak masih asyik bermain sepeda kayuh, namun tidak sekarang. Sepeda motor sudah menjadi "mainan" setiap harinya. Walaupun hanya berputar-putar di sekitar komplek perumahan maupun perkampungan. Jelas saja, untuk pengendara sepeda motor dibutuhkan Surat Ijin Mengemudi (SIM) yang salah satu syaratnya adalah berusia 17 tahun. Anak-anak ini tidak akan mengendarai sepeda motor di jalan-jalan utama dengan alasan takut ditilang.
Seperti kondisi yang sering saya lihat di sekitar pom bensin tlogosari Jalan Soekarno Hatta setiap akhir pekan. Puluhan anak-anak belia berkumpul, banyak diantaranya masih berumur belasan tahun setingkat SD dan SMP. Sudah pasti usianya belum mencapai 17 tahun. Anak-anak ini sering mengadu kecepatan motor masing-masing. Jiwa muda selalu tertantang untuk sesuatu yang memacu adrenalin, termasuk kebut-kebutan. Ketika malam semakin larut, bukannya sepi yang ada justru semakin banyak yang berdatangan. Dan lebih parahnya lagi, banyak diantaranya yang tidak mengenakan helm. Hampir dapat dipastikan, mereka juga tidak memiliki SIM.

Keselamatan berkendara bukan menjadi prioritas utama mereka. Sepeda motor yang dimodifikasi, spion kecil, ban menyalahi ukuran standar (biasanya lebih kecil) merupakan ukuran gaul para remaja. Padahal sepeda motor sudah didesain sedemikian rupa oleh para produsen dengan pertimbangan keselamatan pengendara.

Kejadian yang juga terjadi setiap tahun bertepatan dengan kelulusan sekolah. Untuk mengekspresikan kegembiraan dan keberhasilan akademik, banyak pelajar melakukan konvoi di jalanan. Tanpa memperdulikan keselamatan sendiri maupun pengguna jalan lainnya. Dengan seragam penuh coretan dan raut muka bahagia. Entah memiliki SIM atau tidak! Pelanggaran merupakan awal dari kecelakaan, termasuk pelanggaran ijin mengemudi.

Jika terjadi kecelakaan, siapa yang patut disalahkan? Dalam hal ini, ketegasan, kontrol dan teladan dari orang tua mutlak diperlukan. Masihkan kita akan membiarkan anak-anak kita bebas kemana saja tanpa SIM dan tanpa memperdulikan keselamatan? Kesadaran berlalu lintas memang dimulai dari diri sendiri. Tetapi untuk anak-anak, perlu ada didikan, bimbingan dan contoh yang baik dari orang tua dalam berlalu lintas. Jangan membiarkan anak-anak mengendarai sepeda motor jika memang belum memiliki keahlian dan belum memiliki SIM. Jangan menuruti kemauan anak untuk membelikan sepeda motor jika memang belum saatnya. Orang tua seharusnya memberi pengertian bahaya berkendara di usia dini.

kesadaran dan disiplin berlalu lintas juga layak dimasukkan dalam bagian pendidikan sekolah. Pengetahuan tentang keselamatan berkendara dan kesaradaran berlalu lintas perlu diberikan kepada siswa sejak dini.

Birokrasi perijinan di Indonesia juga perlu dievaluasi lebih dalam lagi. SIM dapat diperoleh dengan mudahnya di negeri ini asal ada uang. Istilah lazimnya “nembak” SIM. Tanpa keahlian mengemudi, seseorang bisa memiliki SIM. Seseorang yang masih dibawah umur juga bisa mendapatkannya. Seperti pengalaman saya dulu, adanya SIM kolektif di sekolah. KTP saja belum dimiliki, tapi hebatnya SIM sudah di tangan. Umur yang tertera di dalam SIM dimanipulasi sedemikian hingga, entah oleh siapa. Hal ini berlaku untuk SIM C maupun SIM A. Sekali lagi, asal ada uang, semua bisa didapat. 

Operasi berkala memang sering dilakukan oleh polisi dengan tujuan untuk penertiban dan peningkatan kesadaran berlalu lintas masyarakat. Tapi tetap saja ada beberapa oknum yang memanfaatkan momen tersebut. Dengan beberapa lembar rupiah, seorang pengendara tanpa SIM bisa lolos begitu saja. Atau, asal menyebutkan, menelpon, dan mengatakan mengenal salah satu nama petinggi kepolisian, tanpa SIM semuanya tetap aman dan terkendali. Bebas melenggang tanpa kena tilang, termasuk anak dibawah umur.

Mari wujudkan keselamatan berkendara dimulai dari kedisiplinan diri sendiri dan lingkungan keluarga kita.

Dec 5, 2011

Tas Branded KW

Wanita mana sih yang nggak suka barang-barang bermerk? Dari mulai tas, sepatu, dompet, aksesoris dan masih banyak lagi. Dengan barang bermerk atau banyak yang memakai istilah "branded", wanita mungkin jadi lebih Pede. Kemana-mana menenteng tas Gucci atau Chanel atau Dior atau LV.

Setiap bulan, bahkan setiap minggu, model-model terbaru diluncurkan. Soal model, jangan khawatir. Ada banyak pilihan, dari yang simple, trendy sampai yang elegan. Soal harga? :D Ya pastilah mahal. Kan rata-rata tas bermerk itu buatan luar negeri alias import. Tas original itu biasanya sekitar 10 atau 15 atau 17 juta lebih. Bahkan ada yang sampai ratusan juta. Hua.... bisa puasa berapa bulan kalau beli tas seharga itu.

Iya, tas-tas itu hanya terjangkau kalangan atas. Nggak semua masyarakat mampu membelinya termasuk saya.

China memang sangat pandai melirik peluang. Harga tas yang dulu nggak terjangkau semua kalangan kini bisa dimiliki hampir semua kalangan. China membuat replika tas seharga puluhan juta menjadi hanya 2 sampai 4 ratus ribu saja. Keren yak? Tapi bajakan. Huhuu...

Made in China inilah yang kini menjamur. Banyak toko-toko online menjual tas-tas replika. Dari KW super, sampai KW 21 mungkin tersedia. KW berapapun ya tetap tiruan. Saya memang belum pernah memegang tas Prada, Gucci, LV atau sejenisnya yang asli. Dan sebaliknya, saya sering banget melihat, memegang, bahkan sempat ingin membeli yang KW. Tapi niat saya urung. :D Saya lebih suka tas buatan dalam negeri dan tas etnik. Meski hanya dari kain, saya suka dan saya PeDe memakainya. Bahkan saya pernah membeli tas dari ranting. Saya tidak menyangka kalau ternyata itu terbuat dari ranting bunga kelapa (manggar) yang dicat. Unik deh. Atau saya lebih memilih tas anyaman bambu, rotan, eceng gondok dan pandan. Tiap manusia bebas dong memilih seleranya masing-masing. :D

Hampir setiap hari, di beberapa socmed, ada saja yang menawarkan tas-tas tersebut. Tas Prada seharga 200ribuan atau Chanel seharga 300ribuan. Atau yang lebih extrim, Gucci seharga 50ribuan. :D



 Semua gambar saya pinjam dari sini. Terimakasih mba Nopek.

Yup, tidak heran jika sekarang banyak wanita-wanita menenteng tas-tas bermerk. Entah asli atau KW.

Akhir tahun, pasti banyak diskon dan sale, termasuk tas-tas branded tapi palsu itu. :D Hurraay.... Silahkan berbelanja.

*Saya tidak memaksakan diri untuk sesuatu yang tidak terlalu prinsip :)