May 31, 2012

Edensor. Bermimpilah!


Judul           : EdensorPenulis        : Andrea HirataPenerbit      : Bentang PustakaHalaman      : 288 Halaman




















Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.

Begitulah, kekuatan mimpi yang membawa Ikal dan Arai sampai di Perancis, mendapat beasiswa di Universite de Paris, Sorbonne. Berawal dari sebuah perkataan Pak Balia, guru semasa SMA dulu. “Murid-muridku, berkelanalah, jelajahi Eropa, jamah Afrika, termukan mozaik nasibmu di pelosok-pelosok dunia. Tuntut ilmu sampai ke Sorbonne di Prancis, saksikan karya-karya besar Antoni Gaudi si Spanyol”. Sejak itulah terpatri dalam benak Ikal dan Arai untuk menuntut ilmu hingga ke Eropa. Benar saja, dari penjelajahan itu, Ikal menemukan satu persatu mozaik hidupnya.

Petualangan dimulai sejak mereka menginjakkan kaki di daratan Eropa. Menghabiskan malam di musim dingin dengan suhu minus belasan celcius dalam udara terbuka. Belajar dari orang-orang jenius peraih nobel. Tenggelam dalam riset-riset ilmiah untuk meraih gelar Master of Science. Menikmati setiap sudut kota yang tak pernah membosankan. Bersahabat dengan pemuda pemudi cerdas dari beberapa negara.

Hingga musim panas itu pun tiba. Untuk menghabiskan liburan musim panas, Ikal dan teman-teman mengadakan sebuah permainan. Taruhan lebih tepatnya. Barang siapa mengunjungi negara paling banyak, dialah pemenangnya. Sebaliknya, yang kalah akan menanggungkan malu yang tak terkira akibat hukuman. Mungkin akan disangka orang gila atau lebih parah lagi akan berurusan dengan polisi. Peserta yang paling sedikit mengunjungi negara akan mengurus loundry peserta lainnya selama tiga bulan dan akan menuntun sepeda secara mundur dari museum legendaris Le Louvre ke gerbang L’Arc de Triomphe dimana di sepedanya digantungi pakaian-pakaian rombeng. Sungguh memalukan! Deal.

Ikal dan Arai menjelajah Eropa dan Afrika sebagai seniman jalanan. Menggunakan kostum ikan duyung, keduanya menampilkan seni jalanan sebagai patung dalam ekspresi merana. Suka duka menemani perjalanan sekaligus usaha pencarian Njoo Xian Ling, cinta pertama Ikal. Dari Rusia hingga Afrika! Dari udara dingin menusuk tulang hingga panas membakar kepala.

Semua telah kami rasakan, dalam kemenangan manis yang gilang gemilang dan kekalahan getir yang paling memalukan, tapi selangkahpun kami tak mundur, tak pernah. Kami jatuh, bangkit, jatuh lagi, dan bangkit lagi.

Mengapa diberi judul Edensor? Temukan di akhir buku yang menjadikannya penutup yang manis. Indah.

Saya sudah terpikat dengan cara bercerita Andea Hirata sejak awal. Andrea Hirata memang seniman kata-kata. Memadukan science dan sastra hingga menghasilkan karya yang cerdas Edensor merupakan novel ketiga dari tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Membaca buku ini, saya benar-benar diajak menjelajah Eropa hingga Afrika. Sebuah catatan perjalanan yang menarik, menelusuri tempat-tempat yang bukan merupakan tujuan turis. Edensor merupakan kisah seorang backpacker namun jangan berharap pembaca akan menemukan daftar hotel lengkap dengan tarifnya, karena ini bukan buku panduan backpacker. Dalam novel ini, Andrea juga menyelipkan perenungan yang membuat pembaca terharu, sedih, bahagia, miris, dan terkadang ironis. Novel ini mampu menebar semangat dan memberi inspirasi untuk berani mewujudkan mimpi.

Bermimpilah. Dengan mimpi kita akan memiliki harapan. Harapan akan memberi semangat untuk meraihnya.

2 comments:

  1. iya nih suka bngt bukunya...

    lbih memotivasi yng sang pemimpi... seru...

    I love Arai so much

    ReplyDelete
    Replies
    1. :) iya, habis baca bukunya, jadi semangat lagi.

      Delete

Teman-teman boleh meninggalkan apapun disini. Sekedar say "hello", komentar, jejak dan lainnya. Terimakasih. (Tapi jangan anonim ya, ntar bingung mao berkunjung kemana)