Feb 24, 2014

Happy 1st Birthday, Fiorenza

24 Februari 2014 tepat setahun usia Fio. Semoga Fio selalu sehat, tambah pinter dan menjadi wanita solehah. Muach...muach...muach....


Tidak ada perayaam khusus dengan mengadakan pesta dan mengundang teman-teman kecilnya. Hanya kami, orang tua dan keluarga saja. Panjatkan doa, tiup lilin, buka kado dan makan kue. Heeeheheee... simple.


Feb 18, 2014

Fio Melihat Lumba-Lumba

Hari Minggu kemarin, kami punya kesempatan untuk mengajak Fio jala-jalan mumpung cuaca cerah. Kali ini kami mengajaknya menonton pertunjukkan lumba-lumba. Pertunjukkan ini ada di lapangan Masjid Agung Jawa Tengah dari 28 Januari lalu hingga 26 Februari nanti.

Pertunjukkan di buka oleh atraksi si burung kakak tua putih bernama Donna. Dilanjut dengan atraksi dua musang lucu. Pertunjukkan berikutnya, si beruang madu yang tak kalah imut. Terakhir atraksi dua lumba-lumba, sang bintang utama, Brahma dan Kumbara.

Di awal pertunjukkan, Fio tidak menunjukkan ekspresi senang. Mungkin karena dia tidak terlalu suka si burung putih itu. Pas pertunjukkan musang, Fio mulai bersemangat dan sesekali tepuk tangan. Hehehee...Fio masih 11 bulan. Begitu si lumba-lumba menunjukkan kehebatannya sebagai penghibur, Fio terlihat senang dan antusias. Iya, baru kali ini Fio melihat mamalia itu secara langsung. Tak lupa kami juga berfoto bersama kedua lumba-lumba itu.

Acara belum selesai. Setelah sesi foto, Fio minum susu dan tidur pulas. Kasian, capek sekali dia. Ngantuk berat. Padahal atraksi paling seru itu yang di akhir acara, sebagai penutup. Tapi tak mengapalah. Acaranya cukup seru untuk menghibur anak-anak. Tiketnya juga hanya 25.000/orang. Relatif murah untuk pertunjukan satu jam.

 

Kasian juga ya si binatang-binatang itu. Fitrah mereka kan hidup di hutan dan lautan. Bebas. Tapi sisa hidup mereka habiskan bersama manusia. Bekerja. Menghasilkan uang. Terpenjara.

Feb 5, 2014

Cerita Banjir 04 Februari 2014


Pukul 03.00 dini hari, salah satu teman mengirim sms “Banjir kanal deket rumah jebol. Kalau berangkat kerja siaga ya karena banjir lebih besar. Rumahku kebanjiran dalam waktu satu jam”. Teman saya yang satu ini tinggal di Sawah Besar, “luamayan sering” jadi langganan banjir. Pantes jebol, hujan semalam nggak berhenti sampai pagi.


Hingga subuh, hujan pun belum reda. Lihat samping rumah, wow airnya banyak sekali. Air sudah meninggi, hampir masuk ke dapur. Nyaris. Sedikit lagi. Langsung lari ke depan, dan ternyata air juga sudah menggenangi jalan. Wih, alamat banjir dimana-mana nih. Begitu sih pikiran saya. Sempat mau ijin nggak masuk kerja, namun niat tersebut diurungkan.


Saya berangkat lebih pagi dari biasanya. Persiapan sudah matang. Antisipasi banjir dan macet. Berdoa semoga perjalanan lancar dan aman. Begitu sampai di Jalan Supriadi, air dimana-mana. Banjir. Lumayan. Bismillah. Terjang. Sampai Bang Anom ternyata air hanya sedikit di beberapa titik. Hah? Ternyata sini nggak banjir ya? Alhamdulillah. Depan pabrik? Kering bow.


Banjir di rumah saya belum tentu banjir juga di tempat lain. Ketika banjir menerjang Kaligawe tempo lalu, rumah saya aman sentosa.


Hari ini matahari bersinar cerah. Sangat cerah.