May 2, 2014

Work With Passion Saya

Warning: tulisan ini sedikit egois.
 
Tadi pagi saya ketemu rekan kerja di jalan masuk menuju kawasan pabrik tempat kami bekerja. Melihat cooler bag yang saya bawa, dia bertanya “Loh, masih mompa asi to mbak?”. Saya jawab “Masih, emang mbak udah nggak mompa lagi?” Saya bertanya demikian karena usia bayinya 6 bulan lebih muda dari anak saya, Fio. Kata dia asinya yang keluar sedikit apalagi kalau lagi stress dengan kerjaan.
 
Nah...itu dia. Work with pasion.
 
Sejak menyusui Fio hinga sekarang, saya bener-bener menghindari stress akibat kerja. Berusaha menikmati setiap detik agar produksi ASI tidak terganggu. Iya, sebagai manusia biasa terkadang saya pernah juga stress. Namun alhamdulillah, ASI masih lancar dan Fio masih nyusu hingga sekarang. Saya bekerja di sebuah perusahaan swasta yang pemiliknya orang asing. Saya bekerja di bagian akunting. Di bagian ini, menurut saya nggak terlalu under pressure. Dikejar dead line wajar, tapi nggak harus sampai lembur dan pulang malam. Yeah, its my passion, i enjoy it.
 
Selain itu, saya juga masih menerima orderan kreasi kain flanel. Loh, ngapain sih masih cari tambahan malam-malam, kan udah kerja? Yes, that's my another passion. Saya suka membuat beberapa kreasi dari kain flanel. Coba deh cek beberapa kreasi flanel saya dengan label flanel, handmade atau boneka flanel. Iya, saya suka buat begituan. Hihiii...sekalian promosi nggak papa kan?
 
Kesannya ngoyo ya? Kalau ngoyo, semua order akan saya terima dan pastinya akan begadang tiap malam. Tentu saja uang yang masuk ke rekening akan bertambah. Saya tahu kapasitas saya. Saya tau kondisi fisik saya. Tidak semua order saya terima loh. Jadi, masih dibilang ngoyo? Sengoyo-ngoyonya bikin kreasi dari flanel akan terasa nikmat karena itu passion saya.
 
Seperti beberapa waktu yang lalu, saya beberapa kali ditawari “bisnis” yang katanya menjanjikan. Tapi, saya tolak dari awal. Dan jawaban saya selalu sama, nggak sreg di hati. Work with no passion is like hell. Ya mungkin ngga segitunya juga kali. Heheheee... Tapi daripada saya terima trus saya kerjanya males-malesan karena tidak ada passion hanya memikirkan goal saja. Biarlah saya bekerja sesuai passion. Tidak dapat mobil dan gaji puluhan juta pun tak mengapa, yang penting saya bahagia.
 
Ah, saya dinilai sebagai orang yang mudah menyerah. Biar saja. Ini hidup saya, dan saya punya aturan sendiri.
 
Bagi beberapa orang, bisnis apapun dilakukan asal dapat uang tambahan. Mungkin taraf saya belum sampai kesana kali ya. :D Bukan saya nggak mau menjemput rezeki. Bukan. Tapi saya masih menjunjung tinggi work with passion. Maka ada yang bilang, makan tuh passion. Hahahaaa jangan sewot gitu dong. Tiap orang punya hak masing-masing. Saya punya hak untuk bahagia dengan cara saya sendiri.
 
Sudah ah, curhatnya kepanjangan. Ntar kapan-kapan dilanjut lagi. Jadi, pekerjaanmu saat ini sudah sesuaikah dengan passionmu?

No comments:

Post a Comment

Teman-teman boleh meninggalkan apapun disini. Sekedar say "hello", komentar, jejak dan lainnya. Terimakasih. (Tapi jangan anonim ya, ntar bingung mao berkunjung kemana)