Jadilah seperti air. Mengalir saja. Dan temukan jalanmu mencapai tujuan akhir. Meski harus melewati celah kecil dan bebatuan.
Cerita soal banjir di Semarang? Sudah sering banget di blog ini. Kadang malah saya tidak menulisnya. Tapi kali ini cukup parah. Lebih parah dari tahun-tahun sebelumnya. Banjir merata di Semarang bawah.
13 Maret. Pulang kerja agak was-was dengan debit air sungai belakang rumah yang makin tinggi. Was-was kalau air masuk lewat saluran pembuangan seperti tahun lalu. Saluran air aman. Hla kok ada mata air di pintu menuju dapur. Ya sudahlah. Pasrah. Semua barang-barang naik ke kursi. Ketinggian air di dalam rumah semata kaki. Tapi kan damage nya terasa banget. Hujan berhenti, airpun segera pergi. Mereka juga tidak betah berlama-lama di dalam rumah kami.
Sekolah anak-anak dilakukan secara daring mengingat banyak murid yang terdampak banjir. Apalagi di Tlogosari, air merata. Tlogosari dikepung banjir. Semarang bawah dikepung banjir.
14 Maret. Saya ijin tidak bekerja karena beberes rumah paska banjir. Dapat update di wag kondisi di tempat kerja. Bikin terharu loh. Para pejuang nafkah berjuang menjemput rezeki apapun kondisinya. Salut untuk kalian semua, rekan kerja saya. Semoga tetap diberi nikmat sehat.
No comments:
Post a Comment
Teman-teman boleh meninggalkan apapun disini. Sekedar say "hello", komentar, jejak dan lainnya. Terimakasih. (Tapi jangan anonim ya, ntar bingung mao berkunjung kemana)