Dalam setiap acara pernikahan, biasanya terdapat buku tamu. Buku sebagai tanda hadir dalam sebuah pernikahan. Buku tamu sering dihias indah, karena pernikahan itu memang indah, kecuali menikah karena dipaksa keadaaan. :D
Pada pernikahan saya bulan November kemarin, tidak ada buku tamu di meja penerima tamu. Saya sengaja menghilangkan bagian itu karena buku tamu itu sudah biasa. Saya memasang sebuah pohon, ranting lebih tepatnya. Seperti dalam kepercayaan Tionghoa, harapan yang digantung di pohon mei hwa menjelang tahun baru akan terkabul di tahun berikutnya. Tapi ini bukan pohon mei hwa dan ini juga bukan tahun baru China. Ini hanya sebuah pernikahan saja dan saya hanya mengadaptasi pohon harapannya.
Saya berharap, banyaknya doa dan harapan baik dari tamu undangan akan menjadikan pernikahan kami semakin berkah, langgeng dan bahagia.
Pohon ini saya buat sendiri loh. #cap stempel 'sombong' di jidat#. Hahahaaa....
Pohon ini saya buat sendiri loh. #cap stempel 'sombong' di jidat#. Hahahaaa....
Rencana awal akan memotong pohon turi di sebelah rumah, karena bentuk pohonnya bagus, rantingnya sempurna seperti harapan saya. Namun keesokan hari, ada dahan tumbang. Dahan itu dari pohon johar yang memang banyak di depan rumah. Senangnya. Allah Memang Maha Memberi. Daripada nebang pohon dan merepotkan orang lain, akhirnya saya pakai pohon johar yang tumbang itu meski tidak sesempurna bayangan sebelumnya. Tidak semua dahan saya pakai, hanya sebagian kecil saja. Agar terlihat lebih cantik, ranting-ranting itu saya cat dengan warna putih. Lumayan repot juga sih. Tapi puas dengan hasilnya. :D
buku tamu yang unik..menginspirasiku mbak :)
ReplyDeletehehehe
terimakasih.
ReplyDeleteayo bikin yang nggak biasa :D
besok nikah pengen bikin kaya gini ahhh...lucuu..inspiring banget ;D
ReplyDeletemakasih :D
Deleteseneng deh kalo ada yang suka
good job,lucu banget,perlu ditawarkan nih ke capeng nanti.
ReplyDelete:D makasih kalo suka,
Deletesemoga capengnya juga suka