menubar

Jul 21, 2011

Analogi Asal-asalan

Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk merendahkan wanita maupun pria.

Pernah nggak sih, terlibat pembicaraan dan akhirnya lawan bicara mengeluarkan kalimat “Ben, sing penting wes payu”. Payu yang dimaksud disini adalah laku sebagai wanita karena sudah menikah.

Hmmm…. Jadi, kalau saya belum menikah berarti saya belum laku karena belum ada yang “beli”. Ada banyak alasan kenapa saya belum menikah, sedangkan teman-teman seangkatan (mungkin) sudah memiliki satu atau dua anak.

Jadi begini, bersama partner “aneh” saya, kami menganalogikan wanita sama dengan henpon. Sadis memang. Hahaaa… tapi tak apalah.

Jika seorang penjual memiliki sepuluh henpon China dan sepuluh iphone, mana yang akan lebih cepat laku? Jika berada di luar negeri, di sebuah negara yang maju, tentu iphone lebih cepat laku. Tapi yang kita bicarakan disini, di Indonesia. Kualitas bukan yang utama. Harga yang jadi alasan pertama. Henpon China, murah meriah, dijamin akan cepat habis. Jadi semakin murah akan semakin cepat laku. Entah berkualitas ataupun tidak, yang penting murah, dan casing bagus.

Kalau wanita? Semakin cepat menikah berarti? :D

Ada satu hal lagi tentang pernikahan yang kadang bikin sebel. Ketika seseorang bertanya, “kok belum nikah to?”. Belum sempat memaparkan alasan, si penanya sudah memberikan banyak wejangan. Bla bla bla…. Salah satunya, “jadi wanita jangan terlalu pemilih, ntar nggak laku-laku.”

Begini, pernah kan beli sandal meski hanya sandal jepit? Apakah langsung ambil sepasang dan langsung dibayar? Tentu tidak bukan?

Satu, pasti kita pilih dulu ukuran yang sesuai, jangan sampai salah pilih. Kalau kekecilan ya nggak bisa dipakai, kalau terlalu longgar ya nggak akan nyaman dipakai. Kedua, kita memilih warna yang sesuai dengan selera kita. Apa saya akan mengambil yang berwarna oranye terang sedangkan saya tidak suka warna mencolok. Pasti cari warna lain yang cocok. Ketiga, pilih model yang sesuai dengan kebutuhan. Sama-sama sandal jepit, tapi bisa berbeda fungsi. Sandal jepit dari karet biasa ataupun sandal jepit yang sudah dihias dengan boneka lucu-lucu. Tetap saja harus disesuikan dengan kebutuhan dan selera. Intinya, beli sandal jepit yang hanya dipakai di kaki saja harus milih, apalagi suami yang kelak menjadi partner saya seumur hidup. Milih, wajar dong. Bukan saya menyamakan pria dengan sandal jepit loh. Dan bukan juga saya meremehkan sandal jepit.

Don't be too serious, hanya sekedar bacaan di kamis siang, semoga tidak tersinggung. :D

4 comments:

  1. sepasang ya, sama ukuran dan modelnya.
    lumayan. :D

    ReplyDelete
  2. kalo aku biar murah meriah tapi bermutu Dan... juga limited edition, ndak ada tunggale...
    makanya biar udah laku juga masih banyak yang nawar...
    *ikutan asalasalan*

    ReplyDelete
  3. jadi dulu berapa mba?

    #lebih asal. :D

    ReplyDelete

Teman-teman boleh meninggalkan apapun disini. Sekedar say "hello", komentar, jejak dan lainnya. Terimakasih. (Tapi jangan anonim ya, ntar bingung mao berkunjung kemana)