Sehari setelah Fio sampai
di rumah dari tempat bersalin, langsung deh berkenalan dengan baby's
diaper. Atau bahasa umumnya pampers, meskipun pampers itu merk dan
Fio tidak menggunakan merk tersebut. Saya, suami dan ibu satu aliran,
satu paham dan satu perguruan. Jadi tidak ada masalah dengan
pemakaian diaper. Fio memakai diaper selama 24 jam setiap hari.
Ada beberapa pihak yang
menentang pemakaian diaper. Ada yang bilang “kasihan, bayi pakai
pampers” atau “ntar jalannya ngangkang” atau “ntar kalo jalan
kayak bebek” atau “apa nggak boros pake pampers?”. Saya hanya
tersenyum dan berkata dalam hati “Halah, alasane rak masuk akal
ogh.” Bukannya saya tidak menghargai, tapi saya juga punya
alasan menentang pendapat mereka.
Bayi kasihan pakai
pampers, kata orang. Kata saya, bayi akan lebih kasihan jika tidurnya
terganggu kalau popoknya basah gara-gara ompol. Padahal waktu bayi
lebih banyak dihabiskan dengan tidur. Kasihan kan kalau
sebentar-sebentar menangis karena mengompol? Manusia dewasa saja
suka uring-uringan kalau tidurnya tidak berkualitas, apalagi bayi.
Diaper sekarang didesain aman dan nyaman untuk bayi. Tiap perusahaan
pembuat diaper pasti punya tim ahli untuk pengembangan produk.
Masukan dari para konsumen jadi prioritas utama. Jadi alasan kasihan
itu nggak masuk akal bagi saya. Orang tua harus pandai-pandai memilih
diaper yang nyaman buat buah hati.
Pakai diaper, kalau
jalan, nanti ngangkang atau seperti bebek kata orang. Ngakak dulu ah.
Heheheeee.... Kata saya, kata siapa pakai diaper mempengaruhi cara
berjalan? Tuh, jutaan manusia di dunia memakai diaper ketika masih
bayi. Apa iya jutaan manusia itu berjalan seperti bebek semua? Nggak
kan? Cara berjalan mereka juga bagus. Seandainya penelitian
merumuskan diaper membuat cara berjalan manusia tidak normal, pasti
perusahaan pembuat diaper akan gulung tikar. Nggak hanya tikar yang
digulung, karpetnya pasti sekalian digulung. Teman-teman dan keluarga
saya yang bayinya memakai diaper “normal” kok cara jalannya. Jadi
alasan diaper berhubungan dengan cara berjalan bayi kelak, menurut
saya juga tidak masuk akal.
Pakai pampers itu boros.
Emmm... kalau yang ini relatif sih. Pemakaian diaper sehari itu
minimal 3 buah. Dan Fio bisa memakai lebih dari 3 dalam waktu sehari.
Jika dikalkulasi dalam sebulan, bisa untuk beli celana atau popok
beberapa lusin. Popok atau celana bisa dipakai lagi, lagi dan lagi.
Sedangkan diaper hanya sekali pakai. Sekarang ada sih diaper yang
bisa dicuci, tapi saya belum pernah mencobanya. Boros, bagi saya
nggak masalah. Saya tidak bermaksud sombong loh. Tiap hari bekerja
mengumpulkan uang juga demi anak. Untuk kebutuhan anak, tidak ada
kata boros selama saya (dan suami) bisa mencukupi.
Alasan lain kenapa Fio
memakai diaper adalah kenyamanan ibu saya. Bayi itu kan ngompol tanpa
kontrol. Bisa saja ngompol saat di gendong, saat di tempat tidur,
saat berada di ayunan, kapan saja dan dimana saja. Kalau ngompol saat
digendong, baju yang menggendong pun akan ikut basah. Jika saatnya
sholat tiba, pun harus ganti baju dulu. Nah, kalau ngompol di
gendongan 5 kali, maka 5 kali pula ganti baju. Cucian bakal
bergunung-gunung tuh. Diaper itu bisa menghemat cucian. :D
Jadi, bagaimana menurut
teman-teman tentang pemakaian baby diaper?
Bener bgt! Suka agak gimanaaaa gt kalo ada org yg anti pampers gr2 alasan kayak gitu.. cuman bisa senyum aja..
ReplyDeletehaloterong.blogspot.com