menubar

Jul 7, 2023

100 Days Challenge #061 : Bunzo & Huggins

 


Anak-anak sekarang mungkin tidak tahu tanaman beluntas. Apalagi anak-anak yang tinggal di kota. Mana mungkin mereka bermain di kebun dan mengenal beragam jenis tanaman. Jangankan anak-anak, yang sudah dewasa pun belum tentu mengenali daun beluntas dan manfaatnya.

Beberapa minggu lalu, ada teman yang mengirimkan pesan whatsapp menanyakan apakah saya punya tanaman beluntas. Tapi sayang, saya tidak punya tanaman itu. Samar-samar saya ingat pernah melihanya disuatu tempat di sepanjang rute berangkat dan pulang kerja. Hanya saja, saya tidak bisa mengingatnya secar pasti. Sengaja pulang kerja lewat Gebang Anom tembus Bugen. Sepanjang jalan tidak melihatnya juga. Ah, ingatan saya yang nggak jelas. Sepintas, dulu juga pernah lihat di daerah Ngablak. Saya datangi, ternyata sudah tidak ada. Ya sudahlah.

Nah, kemarin sehabis pulang dari bank, saya kok tiba-tiba melihat banyak tanaman beluntas. Rimbun banget. Subur. Seneng deh ngeliatnya. Dan yang bikin agak wow, tempat saya menemukannya. Ternyata di jalan masuk kawasan pabrik tempat saya bekerja. Tepatnya di depan pabrik sebelah. Sedekat itu. Ini semacam gajah di pelupuk mata tidak tampak. Saya berangkat kerja selalu mepet jam, jadi jarang mengamati tanaman di sepanjang jalan.




Nah, saya kan juga tidak tahu manfaat daun beluntas selain untuk menghilangkan bau badan. Saya cari di wikipedia dan ini hasilnya. "Daun beluntas mengandung alkaloid, tannin, natrium, minyak atsiri, kalsium, flafonoida, magnesium, dan fosfor. Sedangkan akarnya mengandung flafonoida dan tannin. Daun beluntas berbau khas aromatis dan rasanya getir dan menyegarkan, berkhasiat untuk meningkatkan nafsu makan, membantu melancarkan pencernaan, meluruhkan keringat, menghilangkan bau badan dan bau mulut, meredakan demam, nyeri tulang, sakit pinggang, dan keputihan; sedangkan akar beluntas berkhasiat sebagai peluruh keringat dan penyejuk. Daun beluntas juga dapat dikonsumsi sebagai lalaban atau dikukus. Kadar minyak atsiri daun beluntas 5% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, sedangkan pada kadar 20% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherechia coli."

Tanaman yang dikira hanya rumput ternyata punya segudang manfaat.. Kalau dulu, tanaman beluntas ini sering dijadikan pagar. Jujur, saya belum pernah merasakan daun beluntas. Baunya saja menyengat. Kalau orang Jawa bilang, wangur. Kalau doyan sih katanya enak dilalap pakai sambel. Apakah saya akan mencobanya? Ehmm... saya tidak yakin. Hahahaaaa.... Kalau mau diseduh atau direbus juga bisa. Sepertinya ini bakalan lebih ringan rasanya. Atau mungkin ditambah sedikit gula dan lemon bisa menyamarkan rasanya. Tapi entahlah, saya juga belum pernah merasakan air seduhan beluntas.

Ini saya bawa pulang dan saya tanam

Saya bawa pulang dan tanam di rumah, mungkin nanti ada yang membutuhkan. 

Salam sehat, salam Jumat. Terimakasih sudah mampir di sini.

No comments:

Post a Comment

Teman-teman boleh meninggalkan apapun disini. Sekedar say "hello", komentar, jejak dan lainnya. Terimakasih. (Tapi jangan anonim ya, ntar bingung mao berkunjung kemana)